Selamat datang di blogku ^_^

Minggu, 02 Desember 2018

Kebahagiaan itu Diciptakan, Bukan Ditunggu maupun Dicari


Menikmati alam sekitar merupakan salah satu hal yang menumbuhkan kebahagiaan, terlebih bila ditemani oleh seseorang yang spesial di hati. Bukan hanya warna-warni alam yang dapat dinikmati, tetapi juga mempererat rasa yang terpatri dalam hati. Tidak dimungkiri, dalam berumah tangga tentu ada ketidakteraturan yang kadang menyeruak dalam dada. Akan tetapi, semua hal bisa diatasi dengan adanya sikap saling mengerti dan memahami.

Selasa, 23 Oktober 2018

Romansa: Kuncup Kisah


23 Juni 2018
.
.
Entah mengapa, kala itu detik berlalu dengan begitu anggunnya. Seakan tahu bahwa hari itu, separuh hati ini tengah diliputi kecamuk rasa yang tak mampu terekspresikan dalam kata. Sebab untuk pertama kalinya, seorang pemuda dengan serius hendak mendatangi gubuknya dan bermaksud meminta diri ini menjadi permaisurinya. Dan atas rida-Nya, kini kedua insan itu telah dipersatukan dalam ikatan suci pernikahan.

Rabu, 03 Oktober 2018

Kurindu, Sayang

Bilakah harus mengungkap seberapa dalam merindu?
Tentu saja tak tergambarkan oleh sketsa, pun coretan dalam lembar-lembar buku
Bahkan, sekelumit aksara yang terkadang mampu menjadi peluruh sendu
Kini seakan menjelma candu yang mengurung dalam kemelut deru yang semakin memburu

Jumat, 31 Agustus 2018

Di Penghujung Bulan (Kelima)

Tanpa terasa, bulir-bulir air menguncup dan merekah di sudut mata
Mengingat bagaimana waktu mempertemukan dua anak manusia yang awalnya tiada saling sapa
Menyejajarkan aksara yang tiada dinyana akan segera tertuntaskan dengan kalimat pelengkap yang semakin penuh makna
Di sebuah waktu, ketika aku dan kamu telah berubah menjadi kita

Rabu, 29 Agustus 2018

Izinkan Aku Mencintai Apa Adanya Kamu


Sejak kuputuskan untuk menjawab ketegasanmu dengan kata “iya”, sejak saat itu pula telah kuniatkan setiap langkahku menujumu sesuai dengan ajaran-Nya. Saling mengingatkan, menjaga, menguatkan, dan saling berlomba untuk menjadi pribadi yang lebih baik dan lebih baik lagi. Tentunya, dalam menjalani komitmen yang telah kita niatkan untuk menggapai rida-Nya bersama, tidak hanya kebahagiaan yang mampir dan bersenda gurau di antara kita. Ada juga beberapa kerikil yang mencoba menjadi sandungan di celah langkah kita menuju janji suci terselenggara. Semoga dengan saling memahamkan dan mencari jalan keluar bersama, kerikil yang tadinya menghadang bisa kita lewati dengan aman dan tanpa gangguan.

Rabu, 01 Agustus 2018

Mas, Calon Istrimu Tak Bisa Diam

Mas, ada yang tiba-tiba menggelitik dalam pikiranku, tentang diriku dan hal-hal yang ada di sekelilingku. Mungkin beberapa telah kautahu, tetapi beberapa lainnya mungkin ada yang belum kautahu.

Selasa, 31 Juli 2018

Pertautan Debar dan Cerita

Di selaksa aksara yang terangkai dalam rima
Tertemukan di sana sebuah noktah yang bersembunyi di antaranya
Menawan. Elegan. Meski sama-sama tiada terucapkan dalam bait maupun nada

Senin, 30 Juli 2018

Jadilah Sejarah

Di saat gundah, amarah, dan gelisah saling berpadu dalam ketidakteraturan langkah
Segaris senyummu adalah anugerah
Penghibur dalam penat yang membuncah

Sabtu, 28 Juli 2018

Di Langit Doa

Pada mulanya tiada kutahu perihal kamu dan rindu
Namun, tetiba sederet aksara mengembuskan kabar yang membawa serta hadirmu
Di penghujung bulan ketiga, di antara jutaan tanya yang terus saja berdengung dalam kalbu

Kamis, 19 Juli 2018

Sedang Ingin Berpuisi

Aku sedang ingin berpuisi
Tentang apa?
Entahlah, aku pun masih belum bisa memikirkannya

Aku sedang ingin berpuisi
Tentang apa?
Masih belum tahu, sebab belum ada ide yang bersarang di kepala

Selasa, 10 Juli 2018

Mendampingimu dalam Cinta dan Karya

Hari ini adalah hari yang kautunggu. Hari ketika kauakan mempertanggungjawabkan tugas akhirmu sebagai salah satu langkah menyelesaikan studimu di pascasarjana. Telah banyak perjuangan yang kaulakukan. Mulai dari memilih judul, memilih teori yang tepat, melakukan penelitian, mengolah data, sampai pada akhirnya kauciptakan produk yang InsyaAllah bisa bermanfaat bagi banyak orang.

Menuntaskan Rindu

Part 3
....
Usai berbuka puasa, awalnya kita tidak ada rencana ke mana pun. Hanya saja kaubilang ingin membeli oleh-oleh, tetapi karena hasutan dua rekan kerja Mas itu, terdamparlah kita di Kota Wisata Batu. Tanpa rencana, tanpa koordinasi panjang lebih dulu.

Kamis, 28 Juni 2018

Sepucuk Surat untuk Calon Imamku

Siang ini, usai bersilaturahim dengan pimpinan Muhammadiyah Bojonegoro, Mas mengirimkan kabar bahagia tentang perjuangan Mas di akhir studi. Lembar acc yang dinanti-nanti Alhamdulillah Mas dapatkan siang ini. Namun, bersamaan dengan itu pula ada kabar lain perihal masih terhambatnya pendaftaran sidang akhir Mas akibat sistem keuangan yang tak bersahabat, padahal hal tersebut termasuk sangat krusial untuk dapat menyelesaikan pendaftaran.

Kamis, 21 Juni 2018

Menjumpai Rindu

Part 2
....
Senyum itu, wajah itu, kerinduan itu, akhirnya saling bertemu. Syahdu.

Aku pun membonceng di belakangmu. Satu hal yang kusuka. Namun tetap harus memperhatikan batasan antara kita. Macet, panas, dan lelah seakan menyatu. Ingin rasanya untuk segera sampai di penginapan. Menyandarkan bahu, mengistirahatkan raga, melepaskan beban yang dibawa, tapi ya... Beginilah Malang. Terlebih ketika aroma liburan sudah tercium. Pasti akan padat kendaraan. Macet. 

Senin, 18 Juni 2018

Menjemput Rindu

Part 1
Malang, 11 Juni 2018

Ada yang menggebu dalam kalbu, ketika sepasang langkah membawaku menjemput rindu. Ke timur aku menuju. Ya, hari itu aku akan mengunjungi kota yang selalu mengundang rindu, kota yang juga menjadi pilihanmu dalam studi dan mengamalkan ilmu.

Minggu, 03 Juni 2018

Gerimis dan Setangkup Rindu yang Mendesis

Ramadan#7
Pernahkah kamu merindu?
Pasti pernah
Entah kepada orang tua, keluarga, sahabat, pun kepada orang-orang tersayang

Sunyi Tanpa Inspirasi

Ramadan#6
Tidak ada yang mampu kutuliskan hari ini
Entah mengapa inspirasi seakan lari dan bersembunyi
Tak sedikit pun ia membiarkanku larut dalam hadirnya yang biasanya membersamai

Keutamaan Orang yang Berpuasa di Bulan Ramadan

Ramadan#5
Momen ramadan erat kaitannya dengan salat Isya dan tarawih berjamaah. Biasanya ketika usai tarawih dan sebelum witir, terdapat kuliah tujuh menit yang disampaikan oleh beberapa mubaligh. Salah satu ceramah yang berhasil terangkum dalam memori saya adalah tentang keutamaan orang yang berpuasa di bulan ramadan, yaitu sebagai berikut.

Dua Bulan dalam Rasaku: Kamu

Sampai saat ini, masih terangkum jelas dalam memori perihal senja kala itu
Senja yang sejatinya kusuka jingganya, semakin memesona karena hadirnya
Dia yang dikirim oleh-Nya dengan perantara doa yang saling mengangkasa
Di antara rasa percaya yang terus berusaha disemai dalam dada
akan janji-Nya yang memang tiada pernah dusta
Tentang keagungan firman-Nya menciptakan insan berpasang-pasangan di dunia

Sabtu, 02 Juni 2018

Menyapa Juni

Apa kabar, Juni?
Hadirmu senantiasa dinanti
Entah cahaya mentari ataupun rinai yang menghiasi
Nyatanya tetap kauselalu berarti

Jumat, 01 Juni 2018

Barangkali Merindu

Barangkali beginilah rasanya rindu
Sepasang mataku melekat memandang layar ponselku
Sementara di saat yang sama tak mampu kuketikkan padanya yang ada dalam rasaku

Sabtu, 26 Mei 2018

Mimpi itu Adalah Kamu

Aku pernah punya mimpi
Mimpi akan hadirnya orang yang membersamai
Menggenggam tanganku dan tak pernah dilepasnya lagi
Menjaga diriku di hari-hari yang terus berganti
Membimbing langkahku hingga jannah-Nya nanti

Ramadan: Momen untuk Membangun Karya

Ramadan#4

Ramadan kerap menjadi bulan yang dipilih oleh banyak orang untuk melakukan ribuan kebaikan. Terlepas dari sebelas bulan lainnya yang juga dimanfaatkan demikian, ramadan tetap menjadi primadona. Sebab, ada nuansa dan suasana yang berbeda ketika berada di dalamnya. Salah satu hal yang menjadi pilihan selama ramadan adalah bisa lebih produktif dibandingkan dengan hari-hari di luar ramadan. 

Jumat, 25 Mei 2018

Media Sosial: Representasi diri

Ramadan#3

Berselancar di dunia maya terkadang membuat kita jatuh pada ingatan-ingatan masa lalu. Terlebih ketika kita menemukan konten-konten yang memang mengajak pembaca untuk bernostalgia. Seperti halnya pembahasan tentang jajanan hits anak zaman dulu, permainan rakyat yang sudah mulai memudar, sampai pada kebiasaan-kebiasaan menggelikan yang sering dilakukan. Diakui atau tidak konten-konten semacam itu terkadang mengundang gelak tawa, gregetan, dan rasa haru dari kita para pembaca.

Selasa, 22 Mei 2018

Ya Rabb, Izinkanku Merindunya

Seanggun biru langit pagi ini
Sesejuk sinar surya yang menyelimuti
Seharum aroma ramadan yang masih terus bertahan hingga hari ini
Secerah binar wajah anak sekolah yang dengan tulus mengerjakan soal meski beberapa tanpa ekspresi
Seperti itu pulalah rindu di hari ini saban hari bertubi-tubi
Mendatangi. Tanpa permisi. Dan dengan songongnya bertahan, lalu tak mau pergi.


Hujan Bulan Ramadan

Ramadan#2

Hujan. Hal yang menjadi penghias ramadan hari kedua ini adalah tetesan air langit menjelang berbuka dan sepanjang berbuka puasa. Sejuk aroma ramadan berpadu dengan gemulai hujan menambah syahdu suasana saat berbuka puasa. Terlebih ketika berbuka bersama dengan orang-orang tercinta; orang tua, keluarga, sahabat, pasangan (halal), dan lain sebagainya.

Sabtu, 19 Mei 2018

Tentang Kita dan Kisah yang Terngiang dalam Kalbu

Sampai saat ini, terhitung lebih dari seribu jam aku mengenalmu. Membersamai dalam bentangan jarak yang senantiasa mengukir rindu. Membingkai percakapan-percakapan seru yang terlontar hampir setiap minggu. Meski begitu, kesyukuranku tertemukan denganmu adalah sesuatu yang tiada henti kudengungkan dalam doaku. Betapa campur tangan-Nya begitu agung sehingga dua insan yang tiada saling jua pun bisa saling menuju. Dalam koridor cinta-Nya yang tengah diperjuangkan atas segala restu.
.

Kamu dan Kota Sejuta Rindu#2

Part 2
Malang, 29 April 2018

Ada yang berbeda ketika kubuka kedua belah mata. Udara dingin begitu saja merasuk di antara celah pori-pori kulit yang sudah beberapa waktu tidak akrab dengannya di kota ini. Kota yang semakin hari semakin memupuk rindu, terlebih ada yang dirindu di dalamnya. Perlahan, kuseret langkahku ke kamar mandi, mengambil air wudhu. Bisa dibayangkan bagaimana rasanya air di pagi itu? Dingin. Banget. Namun bagaimana pun, tetap harus kulaksanakan kewajibanku sebagai hamba, memintal doa dan menyenandungkan ayat-ayat-Nya yang begitu menenteramkan jiwa.

Jumat, 18 Mei 2018

Bagaimana Aku Bisa Menepikanmu, Kakanda

Kakanda, 
di antara celah tulisanmu yang kurindu, aku menemukanmu di sana. Bagaimana susun aksaramu yang begitu memesona, larik indahmu yang mengundang beribu rasa, pun rangkaian katamu yang terkadang membuat haru dan tawa. Penuh dengan ketulusan. Lantas, bagaimana aku bisa menepikanmu?

Ramadan: Jangan Menjadi Orang yang Merugi

Ramadan#1
Ramadan. Bulan yang selalu dinanti, bulan yang dipenuhi dengan amalan-amalan yang tentu saja mengharap ridho Illahi. Kali ini, adalah Ramadan kedua yang kunikmati di kampung halaman. Bukan lagi di tanah perantauan. Alhamdulillah. Suatu kesyukuran yang tiada henti kudengungkan. Terlebih ramadhan ini serasa ada yang berbinar bahagia. Di antara ribuan nikmat-Nya, diperkenankan hamba mengurai syukur yang tiada tara atas keridhoan-Nya mempertemukan dengan dia yang akan membersamai di dunia dan InsyaAllah di akhirat juga. 

Rabu, 02 Mei 2018

Aku Sedang Berusaha Menjadi Aku

Tentang sebilah rasa yang tersampaikan dalam larik sajakmu

Terima kasih terlebih dulu ingin kusampaikan padamu

Betapa kepekaanmu begitu tepat bersenandung di antara gundahku

Selasa, 01 Mei 2018

Kamu dan Kota Sejuta Rindu

(Part 1)
Malam ini, entah mengapa masih ada yang berkecamuk dalam kepala. Segelintir memori memaksa untuk segera dituangkan dalam karya. Mungkin mereka sudah tidak sabar menyaksikan bagaimana ekspresimu ketika membacanya, atau barangkali memang mereka sedang diliputi bahagia sehingga ingin untuk segera membaginya. Baiklah, akan kutuliskan segera.

Senin, 30 April 2018

Di Antara Senja dan Cerita yang Terpatri dalam Sukma

Hari ini, di bulan lalu

Pada senja yang terhampar syahdu

Dua anak manusia yang tiada saling tahu

Tetiba saja saling menuju

Berkat campur tangan-Nya, Sang Maha Penentu

Mengundang kesyukuran yang saling beradu

Jumat, 27 April 2018

Balasan untuk Susun Katamu yang Syahdu

Teruntuk Kakanda, di seberang kota.

Kita memang baru tertemukan oleh kuasa-Nya yang suci
Namun bukan berarti kita tidak bisa saling mengenal dan memahami
Sebab saat ini hal itulah yang sedang berusaha kudalami
Meski pada awalnya, kita adalah dua orang yang berbeda galaksi

Rabu, 25 April 2018

Kosong

Entah. Aku pun tak mengetahui
Apa yang ingin kutuliskan
Apa yang ingin kuungkapkan
Tapi rasanya sesak; berdesakan
Tak ingin tinggal
Tak ingin untuk kusimpan
Apa ini?
Ah, tiada bisa kunyatakan
Menyebalkan

-UR-

Selasa, 24 April 2018

Perihal Bukumu: Aku Suka

Membaca bukumu memang memerlukan niat yang kuat agar tak ada cemburu yang membelenggu. Susun aksara yang kauhadirkan dalam tiap lembarnya terkadang mengundang senyum, jengkel, kadang pula terpaku. Tak menentu. Namun tenaglah, masih bisa terkondisikan apa yang ada dalam rasaku. Sebab itu adalah masa lalumu.

Setangkai Doa yang Kukirimkan

Serangkai kalimat terlintas dalam pikiran sejak percakapan semalam
Bukan tentang apa yang menjadi pembahasan, tetapi lebih kepada alasan percakapan tersebut bermunculan

Minggu, 22 April 2018

Memo untuk Calon Imamku

Merdu suaramu,
alunan katamu,
syahdu aksaramu
Membuatku terpaku
Berkali-kali membuyarkan susun kataku
Di antara pesan yang kauhadirkan dalam jarak itu

Impossible is Nothing

Ini bukan catatan seorang wartawan, bukan juga catatan seorang yang ahli dalam merangkum suatu materi dalam seminar. Ini hanyalah tulisan seseorang yang sedang belajar menjadi seorang penulis.

Sabtu, 20 April 2018.
Senja masih belum menampakkan jingganya, ketika beberapa pasang mata sudah memenuhi ruang aula SMP Muhammadiyah 9 Bojonegoro. Tidak banyak memang, hanya siswa kelas 9 beserta dengan wali muridnya saja. Tidak keseluruhan kelas. Ya, senja itu akan dilaksanakan mabit UN dan parenting bagi kelas 9 dan orang tuanya. Didaulat menjadi pembawa acara, saya pun mempersiapkan dengan sebaik mungkin di hadapan wali murid. Saya harus bisa menampilkan yang terbaik mewakili bapak/ ibu guru yang lain. Dan yang paling membuat saya bersyukur adalah dengan menjadi seorang pembawa acara, berarti saya bisa mengikuti keseluruhan acara dan bisa menyimak materi dengan baik. Alhamdulillah.

Sabtu, 21 April 2018

Bersimpuh dalam Diam


Terima kasih tiada henti
Atas kejutanmu yang bertubi-tubi
Begitu menyentuh hati
Di pagi yang masih belum begitu disinari mentari
Tak mampu kuberucap lagi:
diam dalam sunyi

Dia dan Doa

Lelaki itu adalah dia
Dia bersemayam dalam doa
Doa yang tersampaikan pada-Nya

Lelaki itu adalah dia
Dia yang sabar dalam segala rasa
Rasa yang hadir di antara percaya yang bertata

Kamis, 19 April 2018

Tentang Ketulusan, Rasa Cinta, dan Percaya


Sejak kemarin ada yang terasa kurang pada diri. Mungkin karena tak ada larik kalimat yang mampu dihasilkan di antara kemelut aktivitas yang menghampiri. Namun, kali ini akan kutuntaskan apa yang tak terungkap dari memori. Agar tidak ada rasa bersalah dan ketidaknyamanan yang menaungi.

Ini adalah tentang hari ini. Kamis, 19 April 2018. Seperti biasa kutunaikan tugasku ke arah barat menuju bintang-bintangku. Rasa lelah masih sedikit menggelayuti. Mungkin karena memang beberapa pekan ini aktivitas silih berganti mengiringi, tetapi segaris senyum dan wajah ceria para bintang itu seakan menjadi obat yang bisa menghilangkan semua rasa lelah itu. 

Selasa, 17 April 2018

Senoktah Kecewa


Hari ini ada yang berkecamuk dalam rasa
Entah apa yang menjadi penyebabnya
Namun ada yang terasa tidak pas
ketika sekelumit tanya terungkap tak bertata
Tidak pada tempatnya

Sebelum Kautahu Itu Aku

Sama sepertimu. Jauh sebelum aku mengenalmu dan dipertemukan Sang Pencipta denganmu, kuketuk pintu-Nya terlebih dahulu. Di lima waktu sujudku dan diwaktu-waktu mustajab untuk mengadu. Kupintakan pada-Nya perihal sesiapa yang nantinya akan membimbingku menuju jannah-Nya dalam bingkai cinta halal yang Dia restu. “Ya Rabb, kusandarkan hatiku pada-Mu, bila menurut-Mu telah siap hamba untuk membingkai mahligai dalam cinta-Mu, maka pertemukanlah hamba dengan seseorang yang telah Engkau gariskan untukku dalam balut restu-Mu. Rabbij’alni muqimashshalati wamin dzurriyyatii, rabbanaa wataqabbal du’aa’”

Senin, 16 April 2018

Percakapan dan Dugaan

Ada yang berbeda dari tulisanmu hari ini. Entah apa, tapi aku merasa tulisanmu seakan kehilangan kepercayaan dirinya. Tidak sebagaimana biasa. Ketika kulihat postingan terbarumu di salah satu sosial media, barulah berani kusimpulkan bahwa ada masalah dalam pikiranmu. Di permulaan Isya, kuberanikan untuk menanyakan hal tersebut. Ternyata memang benar adanya. Dan ketika kuberanikan diri lagi bertanya mengapa, kamu ingin langsung membicarakannya via panggilan suara. 

Minggu, 15 April 2018

Tentang Hari Ini

Fajar ini ada yang berbeda. Ketika pertama kubuka kedua mata usai memejam beberapa saat lalu, ada yang menelusup diam-diam hadirnya. Hari ini kauakan datang bersama keluargamu, menemui keluargaku. Satu hal yang menentukan bagaimana kita untuk saling menuju.

Aku kedipkan mataku berkali-kali. Ini bukan mimpi. Ini nyata. Usai merapal doa, aku pun turun dari kasur kemudian kuayunkan langkahku mengambil air wudhu dan kembali memintal doa dalam sujudku. Memasrahkan apa yang akan dihadapi kepada-Nya,  Sang Maha Segalanya. Usai kuletakkan mukena dalam gantungan beserta sajadah merahku, sedikit kubereskan tempat tidurku. Lalu, ke dapur aku menuju. Di sana, ibuku sudah menyiapkan ini dan itu untuk disulap menjadi olahan sederhana, yang nantinya juga akan kaucicipi ketika kausampai di sini. Duet pun dimulai. Ibu dan aku menyiapkan segala sesuatu sambil sesekali melempar guyonan dan ejekan. Begitu seru. Nanti, kamu juga akan tahu.

Menuntaskan Cerita

Ada satu hal yang belum kuceritakan padamu. Ini perihal mimpi. Mimpi dalam arti yang sesungguhnya. Mimpi yang menghampiri para insan ketika mengistirahatkan raga. Dan mimpi ini adalah mimpi yang hadir ketika tak ada niat untuk memejam, nyatanya diri hanyut dalam buainya.

Aku tak pernah merencanakan hendak bermimpi apa saat tidur. Pun request kepada Sang Maha Pemberi Mimpi perihal apa yang mampir dalam alam mayaku. Tapi, mimpi kemarin itu rasanya tak bisa kulupa. Tersimpan begitu saja dalam kepala saat kubuka mata.

Sabtu, 14 April 2018

Sebuah Jumpa yang Akan Menjelma Cerita

Pada sebuah senja di satu senja
Aku menyaksikanmu berdiri di antaranya
Menengadahkan kepala seakan menyampaikan salam pada semesta
"Hai!" barangkali begitulah ucapmu menyapa

Balada Seekor Ular

Pernahkah kamu berada dalam situasi yang tak kamu inginkan? Contohnya saja ketika kamu menemui sesuatu yang membuatmu merasa geli, seram, dan takut. Petang ini aku mengalaminya.

Jumat, 13 April 2018

Rindu itu Tak Menjadi Candu

Beberapa waktu lalu kita adalah sepasang keheningan yang tiada saling tahu. Terombang-ambing dalam ratusan kilometer jarak yang terhampar tanpa ragu. Namun hari ini, kita adalah sepasang rindu yang saling tertemukan dalam sebuah waktu. Doa-doa yang telah lama didendangkan kepada-Nya, seolah mendapat jawab yang padu. 

Tertuntaskan Rindu Karena-Nya

Kita adalah sepasang kata yang baru tertemukan dalam makna
Saling bersapa adalah hal yang senantiasa kita jaga,
meskipun tidak selalu dengan bertatap mata
Namun tetap doa-doa adalah yang menjadi senjata utama
Melebur dalam pinta, menyenandungkan kerinduan yang bersarang di dada

Kamis, 12 April 2018

Perihal Jumpa yang Didamba

Perihal perjumpaan, memang telah lama kudamba
Bukan ingin menilai parasmu yang rupawan
Tetapi tak mampu kubendung rasa penasaran
tentang akhlak dan pribadimu yang kata orang menawan

Mari Menyusun Kesepahaman

Ada yang mengusik sekaligus menggelitik. Tentang sepintas angan yang tetiba melintas. Ketika terucap inginmu dalam senja yang syahdu. Aku yakin, Kakanda sudah mengetahui posisiku. Pun bagaimana aktivitasku. Keinginanmu tentang menetap di kota sejuta rindu, senantiasa kudukung selalu. Namun, Kanda, telah kauuraikan padamu bagaimana ingin orang tuaku pasca kauikatkan janji sucimu padaku. 

Rabu, 11 April 2018

Sepercik Gundah dalam Rasaku

Ada yang membingkai sendu
Ketika apa yang meluncur dari bilik suaraku
tersampaikan padamu
Tentang sebuah waktu yang akan terarungi
antara aku dan kamu

Membingkai Kesepahaman

Membingkai mahligai dalam harmoni adalah impian para insan yang telah dipertemukan dengan separuh hati. Mengarungi detik yang biasanya dihadapi oleh langkah kaki sendiri, pada waktunya nanti akan ada langkah kaki lain yang mendampingi. Saling menjaga, memahami, dan mendayung kapal yang telah kita pijak menyeberangi samudera yang bernama kehidupan.

Selasa, 10 April 2018

Perihal Cinta, Tanggung Jawab, dan Rasa Peduli

Malam ini, belum bisa kupejamkan mata sebelum menuntaskan janjiku padamu tentang sebuah tulisan dan aktivitas yang dilakukan hari ini.

...

Siang tadi entah mengapa cuaca seolah tak begitu bersahabat. Panasnya Subhanallah. Sambil berkendara tetiba ada pikiran yang mengusik. Ini baru panas di dunia, bagaimana dengan panasnya neraka yang sering orang memperbincangkan dengan suka cita? MasyaAllah... membayangkan saja rasanya sudah merinding tak karuan. Namun kukembalikan dengan segera fokusku. Bahaya bila berlama-lama hanyut dalam angan ketika dalam perjalanan.

Mari Bersama Merajut Doa

Ini adalah tulisan ke sekian tentangnya. Nemun sampai tulisan ini bergulir masih ada sedikit rasa tak percaya yang bersarang di alam pikir saya. Bukan tak percaya akan dirinya yang tiba-tiba ada, tetapi lebih karena selarik kalimatnya yang kemarin meluruhkan kata-kataku di kala senja. Ketika sepasang indera mendengarkan dengan saksama, ketulusannya untuk membingkai mahligai dalam cinta dan restu-Nya.

Senin, 09 April 2018

Menunggumu dalam Setia dan Doa

Kautahu?
Ada yang lebih indah dibandingkan dengan dua insan yang saling menuju, yaitu kesetiaan untuk menunggu. Menggapai mahligai dalam restu yang berpadu.

Kali ini, hal itu yang sedang kulakukan padamu.

Mendayung Cinta-Nya yang Agung

Senja kembali mengurai cerita
Kali ini tentang dia yang bersenandung untuk pertama kalinya
Di antara jarak yang membentang padanya

Minggu, 08 April 2018

Merangkai Cinta dalam Aksara (Sebuah Jawaban)

Tentang sebuah ingin yang kauucap dengan hati-hati, bukankah telah kukatakan beberapa waktu lalu bahwa itu juga adalah mimpi yang ingin kurealisasi. Bisakah segera kita mulai? Aku sudah tak sabar untuk merangkainya dalam bait-bait puisi.

Selarik Maaf kepada Senja

Kala senja telah beranjak gulita
Di antara gemulai rintik yang tertuang begitu saja
Ada secercah rasa yang berkecamuk dalam dada
Tentang sebuah ucapan yang belum mampu terpenuhi wujudnya

Ini Bukanlah Kebetulan

Aku menamaimu senja, mengapa?
Bukan karena kausering datang dan pergi tanpa terduga.
Bukan pula karena sinarmu yang tak hanya berwarna jingga.
Tetapi karena ketenanganmu dalam mengarungi waktu dengan tertata.

Sabtu, 07 April 2018

Bolehkah Aku Merindu?

Bila tak kujumpaimu dalam tulisan, bolehkah aku rindu?

Bila tak kubalas pesanmu dalam karya, bolehkan aku juga rindu?

Bila tak kausemaikan aksara dalam kata, bolehkan aku juga merindu?

Sudahkah Kita (benar-benar) Belajar?

"Belajarlah dari kesalahan."

Klise sekali rasanya kalimat tersebut mampir di telinga kita. Ketika melakukan sesuatu yang tidak seharusnya seperti itu, hendak melaksanakan hal yang sama dengan sebelumnya, mencoba hal baru yang dipelajari dari orang lain, dan lain sebagainya, sering kita menjadikan kalimat tersebut sebagai motivasi diri agar lebih baik dan lebih baik lagi. Namun, pertanyaan mendasar yang perlu dijawab adalah, "Sudahkah kita benar-benar belajar?"

Jumat, 06 April 2018

Sebuah Tulisan Untukmu: Kakanda

Sebuah tulisan ingin kutujukan padamu: Kakanda
Ini bukan tentang gubahan kata yang sempurna
Pun larik-larik mesra sebagaimana mereka yang tengah dinaungi cinta
Namun ini adalah apa yang tak terungkap dalam kata
Sesuatu yang kusendiri masih tak mampu mengucapnya

Kamis, 05 April 2018

Bukan Hanya Sekadar Balasan

Beberapa waktu lalu, kita dipertemukan dalam suatu senja yang tak semu. Ia jingga, nyata, dan elok di ufuk barat sana. Bersamaan dengan hadirnya, kau pun menyulam keakraban yang sama sekali tak ada rumit-rumitnya. Kukira, kuterlalu lancang mengobrak-abrik tulisanmu yang indah itu dan mengundang amarahmu. Nyatanya, kusalah akan hal itu. Di antara derik kalimat yang kausuguhkan dalam karyamu, kaumampu membuatku larut dan merindukannya selalu.

Tulisan dan Impian

Aku suka menulis dari dulu. Ada kebebasan yang dapat tertuang, ada keabadian yang mampu terjaga. Aku mulai menulis sejak di kelas 6 SD. Kala itu aku menuliskan beberapa larik pantun -- salah satu karya sastra yang kusukai dulu. Semakin hari semakin aku suka menulis. Sampai hari ini pun, keinginanku akan satu hal itu belum mampu terkesampingkan dari akrivitasku. Dengan menulis, aku mampu melukiskan apa yang aku mau, menyampaikan apa yang menyelip dalam kalbu, dan lagi menulis adalah caraku mengungkap sesuatu yang tak tereja oleh waktu.

Ada yang Tak Sama

Di ambang gulita yang semakin pekat, serasa masih ada yang kurang ketika belum kujamah aksara 'tuk membalas karyamu.

Bila aku boleh mengucapnya lagi, masihku tak percaya dengan hadirmu yang kini memenuhi ruang karya. Padahal, sama sekali tak kuketahui perihal dirimu, mungkin hanya sedikit yang kutahu.

Rabu, 04 April 2018

Kuikhtiarkan Namamu di Doaku

Ada yang kurang ketika tak kurangkai bait-baitku memuisikanmu.
Meski sepasang indera ingin segera memejam karena padatnya laju,
tak menjadi penghalang untuk tetap menyusunnya
sebagai penghalau rindu

Selasa, 03 April 2018

Senoktah Cahaya dalam Kata

Menyapamu dalam puisi?
Sepertinya tiada bosan kulakukan meski telah berkali-kali
Rasanya ada yang berbeda
Selalu ada yang akan digoreskan jemari dalam kata
Mungkinkah ini jawaban atas doa-doa?
Barangkali semesta pun turut memintal restunya

Tentang Ikhlas dan Perjuangan


"Ya Rabb, aku lelah."

Sering kalimat tersebut tanpa disadari keluar dari mulut kita. Ketika tengah disibukkan oleh berbagai agenda, padatnya jadwal, kerjaan yang 'dirasa' tak kunjung usai, dan lain sebagainya. Tak memungkiri memang, setiap insan di dunia pasti pernah berucap yang demikian. Begitu pun dengan saya. Namanya manusia, pasti ada saat ketika dia tak mampu berpikir dengan jernih, walaupun hanya semenit saja.

Senin, 02 April 2018

Bila Boleh Ku-aamiin-i


Terkesiap ketika kubaca gubahan kata yang mencatut perkenalan singkat di ujung senja,
yang pada akhirnya melahirkan noktah-noktah karya dengan berbagai praduga dan prasangka.

Dua Bintang itu Bercahaya dengan Indahnya

Ada yang meluruh ketika selarik nama terucap di pertengahan zuhur yang beranjak turun. Tak menduga, bahagia, dan bangga pastinya. Segaris senyum pun mampu kusaksikan di wajah mereka. Dua bintang yang tengah berjuang merangkai susun kata dan mengadunya dengan logika.

Minggu, 01 April 2018

(Masih) Tentang Senja

Kali ini inginku berbagi sebuah cerita
Tentangnya yang kutemui ketika senja
Di sebuah waktu, di akhir bulan ketiga

[Review] tentang Cinta yang Melampaui Zaman

Kesuksesan sebuah film tak lepas dari sebuah iringan nada yang biasa disebut sebagai original soundtrack. Terlepas dari alur cerita yang erat dengan kehidupan nyata, pesan yang disampaikan pada setiap adegan, dan raupan pundi-pundi penonton yang mencapai jutaan, nyatanya sebuah original soundtrack mampu terngiang di telinga penikmatnya seusai menyaksikan suatu film.

Tentang Senja dan Kisah yang Ingin Kubagi

Bila diperkenankan, maka izinkanku menulis tentangmu.

Aku tak menyangka, begitu eloknya apresiasi yang kauselipkan dalam sebuah perkenalan. Sama sekali tak pernah bersua, nyatanya tak menjadi penghalang untuk berbagi cerita. Kau, di ujung kota yang kusebut sebagai kota sejuta rindu, tanpa terduga mampu merangkai kesamaan menjadi sedikit padu. Alih-alih merencanakan, bahkan menemukanmu saja baru kulakukan kemarin senja. Ketika sinarnya masih malu-malu untuk menjingga.

Bolehlah bila kumenyebutmu Senja.

Senin, 08 Januari 2018

Catatan Awal Tahun

Hai, Januari
Maaf bila baru bisa kusapa kau di kala gulita telah menyelimuti hari
bukan berniat lupa, pun sengaja melupakan kau yang hadir di antara jutaan massa yang berpesta pora dengan kembang api,
atau mereka yang berjajar rapi di antara dendnag nada dan bernyanyi-nyanyi
Namun, aku hanya tak ingin mengistimewakan sesuatu yang sepatutnya dijadikan media introspeksi
Apa yang perlu direnungi, hingga nantinya dapat diperbaiki.