Selamat datang di blogku ^_^

Selasa, 23 Oktober 2018

Romansa: Kuncup Kisah


23 Juni 2018
.
.
Entah mengapa, kala itu detik berlalu dengan begitu anggunnya. Seakan tahu bahwa hari itu, separuh hati ini tengah diliputi kecamuk rasa yang tak mampu terekspresikan dalam kata. Sebab untuk pertama kalinya, seorang pemuda dengan serius hendak mendatangi gubuknya dan bermaksud meminta diri ini menjadi permaisurinya. Dan atas rida-Nya, kini kedua insan itu telah dipersatukan dalam ikatan suci pernikahan.


Rasa tak percaya seakan masih menggelayut mesra dalam dada. Sebab sama sekali tiada menyangka kekuatan kata-kata mampu menyatukan dua anak manusia. Hanya selarik kata dan komunikasi biasa layaknya anak muda, nyatanya menyimpan kekuatan magis yang mampu menyumbangkan episode dalam cerita.

Pertemuan itu pun, kini menjadi sebuah keindahan yang akan melahirkan beribu kisah dalam kehidupan. Terima kasih telah memilihku untuk menjadi pendampingmu. Di antara ratusan temu yang mungkin pernah hinggap dalam hidupmu dan hidupku, semogalah tetap pertemuan kita yang senantiasa terkenang dan abadi dalam sukma.

Pada deret aksara yang tiada sengaja teruliskan dalam kata
Kusapa sesosok insan yang tiada kutahu dia siapa
Dengan dorongan keberanian yang entah darimana datangnya
Kurapal bismillah dengan yakin dan percaya
Bila memang ini jalan-Nya, maka dialah yang memang dipersiapkan oleh-Nya
Walau berkali-kali harus pula tercecap was-was dan bimbang yang menyala-nyala

Seminggu berselang, kudapati sebuah pinta mengalun dalam gelombang suara
Mengajukan sebongkah tanya yang entah mengapa ingin segera kujawab iya saat itu juga
Meski belum pernah bertatap dalam sua
Nyatanya, bila hati telah menentukan dan takdir-Nya telah berbicara
Tidak ada yang mampu menghalangi cinta yang datang dari-Nya
Bahkan diri pun seakan tiada percaya

Dan kini, kuasa-Nya telah mempersatukan kita
Doa-doa terbaik senantiasa kita alunkan bersama
Semoga tiada bosan diri untuk saling mengingatkan bila lupa,
menegur bila ada sesuatu yang tidak seharusnya
mengingatkan bila ada sesuatu yang kurang mengena,
dan tentu saja…
senantiasa menjaga dalam setia,

Hari ini, mengingatkanku dengan hari Sabtu saat itu. Kau dan aku saling malu-malu, tetapi sorot mata kita saling melempar cahaya syahdu dan kesyukuran yang saling beradu. Tiada kepura-puraan dan sesuatu yang tak tentu. Hanya ada sekuncup rasa yang perlahan bermekaran dalam bahagia yang akhirnya saling kita tahu.

Sejak hari itu, hatiku senantiasa menujumu.

-UR-
Bojonegoro, 23 Oktober 2018
21.32 WIB

Tidak ada komentar:

Posting Komentar