Senin, 30 April 2018
Jumat, 27 April 2018
Rabu, 25 April 2018
Kosong
Entah. Aku pun tak mengetahui
Apa yang ingin kutuliskan
Apa yang ingin kuungkapkan
Tapi rasanya sesak; berdesakan
Tak ingin tinggal
Tak ingin untuk kusimpan
Apa ini?
Ah, tiada bisa kunyatakan
Menyebalkan
-UR-
Apa yang ingin kutuliskan
Apa yang ingin kuungkapkan
Tapi rasanya sesak; berdesakan
Tak ingin tinggal
Tak ingin untuk kusimpan
Apa ini?
Ah, tiada bisa kunyatakan
Menyebalkan
-UR-
Selasa, 24 April 2018
Perihal Bukumu: Aku Suka
Membaca bukumu memang memerlukan niat yang kuat agar tak ada cemburu yang membelenggu. Susun aksara yang kauhadirkan dalam tiap lembarnya terkadang mengundang senyum, jengkel, kadang pula terpaku. Tak menentu. Namun tenaglah, masih bisa terkondisikan apa yang ada dalam rasaku. Sebab itu adalah masa lalumu.
Minggu, 22 April 2018
Impossible is Nothing
Ini bukan catatan seorang wartawan, bukan juga catatan seorang yang ahli dalam merangkum suatu materi dalam seminar. Ini hanyalah tulisan seseorang yang sedang belajar menjadi seorang penulis.
Sabtu, 20 April 2018.
Senja masih belum menampakkan jingganya, ketika beberapa pasang mata sudah memenuhi ruang aula SMP Muhammadiyah 9 Bojonegoro. Tidak banyak memang, hanya siswa kelas 9 beserta dengan wali muridnya saja. Tidak keseluruhan kelas. Ya, senja itu akan dilaksanakan mabit UN dan parenting bagi kelas 9 dan orang tuanya. Didaulat menjadi pembawa acara, saya pun mempersiapkan dengan sebaik mungkin di hadapan wali murid. Saya harus bisa menampilkan yang terbaik mewakili bapak/ ibu guru yang lain. Dan yang paling membuat saya bersyukur adalah dengan menjadi seorang pembawa acara, berarti saya bisa mengikuti keseluruhan acara dan bisa menyimak materi dengan baik. Alhamdulillah.
Sabtu, 21 April 2018
Dia dan Doa
Lelaki itu adalah dia
Dia bersemayam dalam doa
Doa yang tersampaikan pada-Nya
Lelaki itu adalah dia
Dia yang sabar dalam segala rasa
Rasa yang hadir di antara percaya yang bertata
Dia bersemayam dalam doa
Doa yang tersampaikan pada-Nya
Lelaki itu adalah dia
Dia yang sabar dalam segala rasa
Rasa yang hadir di antara percaya yang bertata
Kamis, 19 April 2018
Tentang Ketulusan, Rasa Cinta, dan Percaya
Ini adalah tentang hari ini. Kamis, 19 April 2018. Seperti biasa kutunaikan tugasku ke arah barat menuju bintang-bintangku. Rasa lelah masih sedikit menggelayuti. Mungkin karena memang beberapa pekan ini aktivitas silih berganti mengiringi, tetapi segaris senyum dan wajah ceria para bintang itu seakan menjadi obat yang bisa menghilangkan semua rasa lelah itu.
Selasa, 17 April 2018
Sebelum Kautahu Itu Aku
Sama sepertimu. Jauh sebelum aku mengenalmu dan dipertemukan Sang Pencipta denganmu, kuketuk pintu-Nya terlebih dahulu. Di lima waktu sujudku dan diwaktu-waktu mustajab untuk mengadu. Kupintakan pada-Nya perihal sesiapa yang nantinya akan membimbingku menuju jannah-Nya dalam bingkai cinta halal yang Dia restu. “Ya Rabb, kusandarkan hatiku pada-Mu, bila menurut-Mu telah siap hamba untuk membingkai mahligai dalam cinta-Mu, maka pertemukanlah hamba dengan seseorang yang telah Engkau gariskan untukku dalam balut restu-Mu. Rabbij’alni muqimashshalati wamin dzurriyyatii, rabbanaa wataqabbal du’aa’”
Senin, 16 April 2018
Percakapan dan Dugaan
Ada yang berbeda dari tulisanmu hari ini. Entah apa, tapi aku merasa tulisanmu seakan kehilangan kepercayaan dirinya. Tidak sebagaimana biasa. Ketika kulihat postingan terbarumu di salah satu sosial media, barulah berani kusimpulkan bahwa ada masalah dalam pikiranmu. Di permulaan Isya, kuberanikan untuk menanyakan hal tersebut. Ternyata memang benar adanya. Dan ketika kuberanikan diri lagi bertanya mengapa, kamu ingin langsung membicarakannya via panggilan suara.
Minggu, 15 April 2018
Tentang Hari Ini
Fajar ini ada yang berbeda. Ketika pertama kubuka kedua mata usai memejam beberapa saat lalu, ada yang menelusup diam-diam hadirnya. Hari ini kauakan datang bersama keluargamu, menemui keluargaku. Satu hal yang menentukan bagaimana kita untuk saling menuju.
Aku kedipkan mataku berkali-kali. Ini bukan mimpi. Ini nyata. Usai merapal doa, aku pun turun dari kasur kemudian kuayunkan langkahku mengambil air wudhu dan kembali memintal doa dalam sujudku. Memasrahkan apa yang akan dihadapi kepada-Nya, Sang Maha Segalanya. Usai kuletakkan mukena dalam gantungan beserta sajadah merahku, sedikit kubereskan tempat tidurku. Lalu, ke dapur aku menuju. Di sana, ibuku sudah menyiapkan ini dan itu untuk disulap menjadi olahan sederhana, yang nantinya juga akan kaucicipi ketika kausampai di sini. Duet pun dimulai. Ibu dan aku menyiapkan segala sesuatu sambil sesekali melempar guyonan dan ejekan. Begitu seru. Nanti, kamu juga akan tahu.
Menuntaskan Cerita
Ada satu hal yang belum kuceritakan padamu. Ini perihal mimpi. Mimpi dalam arti yang sesungguhnya. Mimpi yang menghampiri para insan ketika mengistirahatkan raga. Dan mimpi ini adalah mimpi yang hadir ketika tak ada niat untuk memejam, nyatanya diri hanyut dalam buainya.
Aku tak pernah merencanakan hendak bermimpi apa saat tidur. Pun request kepada Sang Maha Pemberi Mimpi perihal apa yang mampir dalam alam mayaku. Tapi, mimpi kemarin itu rasanya tak bisa kulupa. Tersimpan begitu saja dalam kepala saat kubuka mata.
Sabtu, 14 April 2018
Sebuah Jumpa yang Akan Menjelma Cerita
Pada sebuah senja di satu senja
Aku menyaksikanmu berdiri di antaranya
Menengadahkan kepala seakan menyampaikan salam pada semesta
"Hai!" barangkali begitulah ucapmu menyapa
Aku menyaksikanmu berdiri di antaranya
Menengadahkan kepala seakan menyampaikan salam pada semesta
"Hai!" barangkali begitulah ucapmu menyapa
Balada Seekor Ular
Pernahkah kamu berada dalam situasi yang tak kamu inginkan? Contohnya saja ketika kamu menemui sesuatu yang membuatmu merasa geli, seram, dan takut. Petang ini aku mengalaminya.
Jumat, 13 April 2018
Rindu itu Tak Menjadi Candu
Beberapa waktu lalu kita adalah sepasang keheningan yang tiada saling tahu. Terombang-ambing dalam ratusan kilometer jarak yang terhampar tanpa ragu. Namun hari ini, kita adalah sepasang rindu yang saling tertemukan dalam sebuah waktu. Doa-doa yang telah lama didendangkan kepada-Nya, seolah mendapat jawab yang padu.
Tertuntaskan Rindu Karena-Nya
Kita adalah sepasang kata yang baru tertemukan dalam makna
Saling bersapa adalah hal yang senantiasa kita jaga,
meskipun tidak selalu dengan bertatap mata
Namun tetap doa-doa adalah yang menjadi senjata utama
Melebur dalam pinta, menyenandungkan kerinduan yang bersarang di dada
Saling bersapa adalah hal yang senantiasa kita jaga,
meskipun tidak selalu dengan bertatap mata
Namun tetap doa-doa adalah yang menjadi senjata utama
Melebur dalam pinta, menyenandungkan kerinduan yang bersarang di dada
Kamis, 12 April 2018
Perihal Jumpa yang Didamba
Perihal perjumpaan, memang telah lama kudamba
Bukan ingin menilai parasmu yang rupawan
Tetapi tak mampu kubendung rasa penasaran
tentang akhlak dan pribadimu yang kata orang menawan
Bukan ingin menilai parasmu yang rupawan
Tetapi tak mampu kubendung rasa penasaran
tentang akhlak dan pribadimu yang kata orang menawan
Mari Menyusun Kesepahaman
Ada yang mengusik sekaligus menggelitik. Tentang sepintas angan yang tetiba melintas. Ketika terucap inginmu dalam senja yang syahdu. Aku yakin, Kakanda sudah mengetahui posisiku. Pun bagaimana aktivitasku. Keinginanmu tentang menetap di kota sejuta rindu, senantiasa kudukung selalu. Namun, Kanda, telah kauuraikan padamu bagaimana ingin orang tuaku pasca kauikatkan janji sucimu padaku.
Rabu, 11 April 2018
Sepercik Gundah dalam Rasaku
Ada yang membingkai sendu
Ketika apa yang meluncur dari bilik suaraku
tersampaikan padamu
Tentang sebuah waktu yang akan terarungi
antara aku dan kamu
Ketika apa yang meluncur dari bilik suaraku
tersampaikan padamu
Tentang sebuah waktu yang akan terarungi
antara aku dan kamu
Membingkai Kesepahaman
Membingkai mahligai dalam harmoni adalah impian para insan yang telah dipertemukan dengan separuh hati. Mengarungi detik yang biasanya dihadapi oleh langkah kaki sendiri, pada waktunya nanti akan ada langkah kaki lain yang mendampingi. Saling menjaga, memahami, dan mendayung kapal yang telah kita pijak menyeberangi samudera yang bernama kehidupan.
Selasa, 10 April 2018
Perihal Cinta, Tanggung Jawab, dan Rasa Peduli
Malam ini, belum bisa kupejamkan mata sebelum menuntaskan janjiku padamu tentang sebuah tulisan dan aktivitas yang dilakukan hari ini.
...
Siang tadi entah mengapa cuaca seolah tak begitu bersahabat. Panasnya Subhanallah. Sambil berkendara tetiba ada pikiran yang mengusik. Ini baru panas di dunia, bagaimana dengan panasnya neraka yang sering orang memperbincangkan dengan suka cita? MasyaAllah... membayangkan saja rasanya sudah merinding tak karuan. Namun kukembalikan dengan segera fokusku. Bahaya bila berlama-lama hanyut dalam angan ketika dalam perjalanan.
Mari Bersama Merajut Doa
Ini adalah tulisan ke sekian tentangnya. Nemun sampai tulisan ini bergulir masih ada sedikit rasa tak percaya yang bersarang di alam pikir saya. Bukan tak percaya akan dirinya yang tiba-tiba ada, tetapi lebih karena selarik kalimatnya yang kemarin meluruhkan kata-kataku di kala senja. Ketika sepasang indera mendengarkan dengan saksama, ketulusannya untuk membingkai mahligai dalam cinta dan restu-Nya.
Senin, 09 April 2018
Menunggumu dalam Setia dan Doa
Kautahu?
Ada yang lebih indah dibandingkan dengan dua insan yang saling menuju, yaitu kesetiaan untuk menunggu. Menggapai mahligai dalam restu yang berpadu.
Kali ini, hal itu yang sedang kulakukan padamu.
Ada yang lebih indah dibandingkan dengan dua insan yang saling menuju, yaitu kesetiaan untuk menunggu. Menggapai mahligai dalam restu yang berpadu.
Kali ini, hal itu yang sedang kulakukan padamu.
Mendayung Cinta-Nya yang Agung
Senja kembali mengurai cerita
Kali ini tentang dia yang bersenandung untuk pertama kalinya
Di antara jarak yang membentang padanya
Kali ini tentang dia yang bersenandung untuk pertama kalinya
Di antara jarak yang membentang padanya
Minggu, 08 April 2018
Merangkai Cinta dalam Aksara (Sebuah Jawaban)
Tentang sebuah ingin yang kauucap dengan hati-hati, bukankah telah kukatakan beberapa waktu lalu bahwa itu juga adalah mimpi yang ingin kurealisasi. Bisakah segera kita mulai? Aku sudah tak sabar untuk merangkainya dalam bait-bait puisi.
Selarik Maaf kepada Senja
Kala senja telah beranjak gulita
Di antara gemulai rintik yang tertuang begitu saja
Ada secercah rasa yang berkecamuk dalam dada
Tentang sebuah ucapan yang belum mampu terpenuhi wujudnya
Di antara gemulai rintik yang tertuang begitu saja
Ada secercah rasa yang berkecamuk dalam dada
Tentang sebuah ucapan yang belum mampu terpenuhi wujudnya
Ini Bukanlah Kebetulan
Aku menamaimu senja, mengapa?
Bukan karena kausering datang dan pergi tanpa terduga.
Bukan pula karena sinarmu yang tak hanya berwarna jingga.
Tetapi karena ketenanganmu dalam mengarungi waktu dengan tertata.
Bukan karena kausering datang dan pergi tanpa terduga.
Bukan pula karena sinarmu yang tak hanya berwarna jingga.
Tetapi karena ketenanganmu dalam mengarungi waktu dengan tertata.
Sabtu, 07 April 2018
Bolehkah Aku Merindu?
Bila tak kujumpaimu dalam tulisan, bolehkah aku rindu?
Bila tak kubalas pesanmu dalam karya, bolehkan aku juga rindu?
Bila tak kausemaikan aksara dalam kata, bolehkan aku juga merindu?
Bila tak kubalas pesanmu dalam karya, bolehkan aku juga rindu?
Bila tak kausemaikan aksara dalam kata, bolehkan aku juga merindu?
Sudahkah Kita (benar-benar) Belajar?
"Belajarlah dari kesalahan."
Klise sekali rasanya kalimat tersebut mampir di telinga kita. Ketika melakukan sesuatu yang tidak seharusnya seperti itu, hendak melaksanakan hal yang sama dengan sebelumnya, mencoba hal baru yang dipelajari dari orang lain, dan lain sebagainya, sering kita menjadikan kalimat tersebut sebagai motivasi diri agar lebih baik dan lebih baik lagi. Namun, pertanyaan mendasar yang perlu dijawab adalah, "Sudahkah kita benar-benar belajar?"
Jumat, 06 April 2018
Sebuah Tulisan Untukmu: Kakanda
Sebuah tulisan ingin kutujukan padamu: Kakanda
Ini bukan tentang gubahan kata yang sempurna
Pun larik-larik mesra sebagaimana mereka yang tengah dinaungi cinta
Namun ini adalah apa yang tak terungkap dalam kata
Sesuatu yang kusendiri masih tak mampu mengucapnya
Ini bukan tentang gubahan kata yang sempurna
Pun larik-larik mesra sebagaimana mereka yang tengah dinaungi cinta
Namun ini adalah apa yang tak terungkap dalam kata
Sesuatu yang kusendiri masih tak mampu mengucapnya
Kamis, 05 April 2018
Bukan Hanya Sekadar Balasan
Beberapa waktu lalu, kita dipertemukan dalam suatu senja yang tak semu. Ia jingga, nyata, dan elok di ufuk barat sana. Bersamaan dengan hadirnya, kau pun menyulam keakraban yang sama sekali tak ada rumit-rumitnya. Kukira, kuterlalu lancang mengobrak-abrik tulisanmu yang indah itu dan mengundang amarahmu. Nyatanya, kusalah akan hal itu. Di antara derik kalimat yang kausuguhkan dalam karyamu, kaumampu membuatku larut dan merindukannya selalu.
Tulisan dan Impian
Aku suka menulis dari dulu. Ada kebebasan yang dapat tertuang, ada keabadian yang mampu terjaga. Aku mulai menulis sejak di kelas 6 SD. Kala itu aku menuliskan beberapa larik pantun -- salah satu karya sastra yang kusukai dulu. Semakin hari semakin aku suka menulis. Sampai hari ini pun, keinginanku akan satu hal itu belum mampu terkesampingkan dari akrivitasku. Dengan menulis, aku mampu melukiskan apa yang aku mau, menyampaikan apa yang menyelip dalam kalbu, dan lagi menulis adalah caraku mengungkap sesuatu yang tak tereja oleh waktu.
Ada yang Tak Sama
Di ambang gulita yang semakin pekat, serasa masih ada yang kurang ketika belum kujamah aksara 'tuk membalas karyamu.
Bila aku boleh mengucapnya lagi, masihku tak percaya dengan hadirmu yang kini memenuhi ruang karya. Padahal, sama sekali tak kuketahui perihal dirimu, mungkin hanya sedikit yang kutahu.
Rabu, 04 April 2018
Selasa, 03 April 2018
Senoktah Cahaya dalam Kata
Menyapamu dalam puisi?
Sepertinya tiada bosan kulakukan meski telah berkali-kali
Rasanya ada yang berbeda
Selalu ada yang akan digoreskan jemari dalam kata
Mungkinkah ini jawaban atas doa-doa?
Barangkali semesta pun turut memintal restunya
Sepertinya tiada bosan kulakukan meski telah berkali-kali
Rasanya ada yang berbeda
Selalu ada yang akan digoreskan jemari dalam kata
Mungkinkah ini jawaban atas doa-doa?
Barangkali semesta pun turut memintal restunya
Tentang Ikhlas dan Perjuangan
"Ya Rabb, aku lelah."
Sering kalimat tersebut tanpa disadari keluar dari mulut kita. Ketika tengah disibukkan oleh berbagai agenda, padatnya jadwal, kerjaan yang 'dirasa' tak kunjung usai, dan lain sebagainya. Tak memungkiri memang, setiap insan di dunia pasti pernah berucap yang demikian. Begitu pun dengan saya. Namanya manusia, pasti ada saat ketika dia tak mampu berpikir dengan jernih, walaupun hanya semenit saja.
Senin, 02 April 2018
Dua Bintang itu Bercahaya dengan Indahnya
Ada yang meluruh ketika selarik nama terucap di pertengahan zuhur yang beranjak turun. Tak menduga, bahagia, dan bangga pastinya. Segaris senyum pun mampu kusaksikan di wajah mereka. Dua bintang yang tengah berjuang merangkai susun kata dan mengadunya dengan logika.
Minggu, 01 April 2018
(Masih) Tentang Senja
Kali ini inginku berbagi sebuah cerita
Tentangnya yang kutemui ketika senja
Di sebuah waktu, di akhir bulan ketiga
Tentangnya yang kutemui ketika senja
Di sebuah waktu, di akhir bulan ketiga
[Review] tentang Cinta yang Melampaui Zaman
Kesuksesan sebuah film tak lepas dari sebuah iringan nada yang biasa disebut sebagai original soundtrack. Terlepas dari alur cerita yang erat dengan kehidupan nyata, pesan yang disampaikan pada setiap adegan, dan raupan pundi-pundi penonton yang mencapai jutaan, nyatanya sebuah original soundtrack mampu terngiang di telinga penikmatnya seusai menyaksikan suatu film.
Tentang Senja dan Kisah yang Ingin Kubagi
Bila diperkenankan, maka izinkanku menulis tentangmu.
Aku tak menyangka, begitu eloknya apresiasi yang kauselipkan dalam sebuah perkenalan. Sama sekali tak pernah bersua, nyatanya tak menjadi penghalang untuk berbagi cerita. Kau, di ujung kota yang kusebut sebagai kota sejuta rindu, tanpa terduga mampu merangkai kesamaan menjadi sedikit padu. Alih-alih merencanakan, bahkan menemukanmu saja baru kulakukan kemarin senja. Ketika sinarnya masih malu-malu untuk menjingga.
Bolehlah bila kumenyebutmu Senja.
Aku tak menyangka, begitu eloknya apresiasi yang kauselipkan dalam sebuah perkenalan. Sama sekali tak pernah bersua, nyatanya tak menjadi penghalang untuk berbagi cerita. Kau, di ujung kota yang kusebut sebagai kota sejuta rindu, tanpa terduga mampu merangkai kesamaan menjadi sedikit padu. Alih-alih merencanakan, bahkan menemukanmu saja baru kulakukan kemarin senja. Ketika sinarnya masih malu-malu untuk menjingga.
Bolehlah bila kumenyebutmu Senja.
Langganan:
Postingan (Atom)