Selamat datang di blogku ^_^

Minggu, 15 April 2018

Tentang Hari Ini

Fajar ini ada yang berbeda. Ketika pertama kubuka kedua mata usai memejam beberapa saat lalu, ada yang menelusup diam-diam hadirnya. Hari ini kauakan datang bersama keluargamu, menemui keluargaku. Satu hal yang menentukan bagaimana kita untuk saling menuju.

Aku kedipkan mataku berkali-kali. Ini bukan mimpi. Ini nyata. Usai merapal doa, aku pun turun dari kasur kemudian kuayunkan langkahku mengambil air wudhu dan kembali memintal doa dalam sujudku. Memasrahkan apa yang akan dihadapi kepada-Nya,  Sang Maha Segalanya. Usai kuletakkan mukena dalam gantungan beserta sajadah merahku, sedikit kubereskan tempat tidurku. Lalu, ke dapur aku menuju. Di sana, ibuku sudah menyiapkan ini dan itu untuk disulap menjadi olahan sederhana, yang nantinya juga akan kaucicipi ketika kausampai di sini. Duet pun dimulai. Ibu dan aku menyiapkan segala sesuatu sambil sesekali melempar guyonan dan ejekan. Begitu seru. Nanti, kamu juga akan tahu.

Tepat pukul 07.00, duet kami berakhir. Usai menempatkan apa yang telah dipersiapkan pada tempatnya, aku kembali menuju ke kamar mandi. Tak lupa setelahnya kembali kuambil air wudhu, menghaturkan pinta pada-Nya di waktu dhuha yang syahdu. Setelah itu, sempat kukirimkan pesan singkat padamu, memintamu untuk memberi kabar ketika telah menuju ke rumahku. Maaf, tak kupersiapkan dandanan khusus untuk menyambutmu. Hanya kukenakan sebuah dress panjang berwarna cokelat muda dengan kombinasi kuning, dan kupadukan dengan jilbab warna coklat tua. Tak ada riasan yang spesial. Semoga saja kau tak mempermasalahkan hal itu. Sebab aku pun tak begitu pandai memoleskan berbagai benda rias ke wajahku.

Dag dig dug tak tentu saat menunggumu sampai di rumahku. Denting waktu seakan mengalun begitu lambatnya. Kubuka ponsel pintarku dan kumainkan sebuah game untuk membunuh waktu, nyatanya tak berhasil menenangkan pikirku. Ketika kaukirimkan pesan bahwa kautelah sampai di rumah saudaramu yang tak begitu jauh dari rumahku, kegugupanku tak mampu lagi tersembunyi. Kuucap bismillah berkali-kali dalam hati. Semoga pertemuan hari ini membawa hasil yang membawa maslahat bagi kedua pihak.

Pertama kali keluargamu masuk ke rumahku, kusalami Ibumu, yang nanti juga akan sering kulakukan. Kemudian adik perempuanmu, dan tentu saja si imut yang sudah sering kutemui di sekolah. Terakhir, kucuri pandang ke arahmu. Deg! Bukan karena terkejut dengan penampilanmu kali ini, tapi aku merasa pernah melihatmu sebelum ini dengan tampilan yang sama. Tapi di mana? Barulah kuingat bahwa kauhadir di antara mimpiku malam tadi. Dengan kemeja warna senada yang sedang kaukenakan kini. Ini bukanlah kebetulan. Mungkin ini adalah petunjuk dari doa-doa yang kusenandungkan pada-Nya. Maha Besar Engkau Ya Allah.

Percakapan pun bergulir. Aku tak begitu menyimak apa yang dibicarakan, karena aku sibuk untuk bolak-balik mengambil apa-apa yang harus dihidangkan. Tapi sepanjang yang mampu kutangkap, ada nostalgia dan cerita-cerita lain yang mungkin kaulebih tahu karena kauada di sana. Aku terkejut ketika Ibu menyuruhku untuk meminta bantuanmu menuangkan es dalam gelas. Entah berniat usil atau memang karena aku dan Ibu saling repot, akhirnya aku pun mengumpulkan keberanian untuk memanggilmu. Hihihi. Mungkin satu hal yang belum kautahu bahwa es yang kita tuangkan itu aku sendiri juga yang membuatnya. Di sela mempersiapkan requestmu beberapa hari lalu.

Beruntunglah, kamu bukan tipe orang yang malu untuk melakukan pekerjaan seperti itu. Aku sangat berterima kasih atas bantuanmu. Karena masih ada yang harus kusiapkan lagi usai ini, yaitu requestmu yang coba kurealisasikan. Membuat fruit salad. Sebenarnya sudah sejak pagi kusiapkan semuanya dan sudah jadi. Tapi masih belum kusendok dalam wadah kecil untuk kuhidangkan padamu dan keluargamu. Doaku hanya satu, semoga rasanya enak. Walaupun sudah kucoba berkali-kali dan kata Ibu juga sudah enak, tapi tetap saja perasaan was-was itu muncul. 

Akhirnya, dua keluarga ini pun makan bersama. Aku tak pernah membayangkan ada di momen ini sebelumnya. Keluargamu dan keluargaku saling berhadapan menikmati hidangan ala kadarnya. Tapi setetes kebahagiaan itu mencuat begitu saja, ketika kedua keluarga makan sambil sesekali melempar gurau dan canda. Ingin rasanya aku meneteskan air mata saat itu juga, tapi urung kulakukan karena aku tak ingin ada segurat kesedihan yang merusak suasana. Seusai makan, ada selarik kalimat dari ayahmu dan ayahku yang membuatku trenyuh. Dua keluarga ini telah sepakat untuk memberikan ruang kepadamu dan aku untuk membina suatu mahligai yang lebih serius nantinya. Mahligai yang mempersatukan perbedaan-perbedaan yang ada, menjadi sebuah kesyahduan yang bertata. 

Kini, kembali kita mengurai jarak dan meminang kerinduan di antara doa-doa. Namun, jarak dan kerinduan ini berbeda dari biasanya. Ada rasa yang sudah mematri di antara kita dan sedang sama-sama kita perjuangkan. Diiringi dengan pinta kepada-Nya agar apa yang hendak kita bina nantinya senantiasa dinaungi oleh cinta dan restu-Nya.

Bersama segenggam asa
Kutuliskan bait tak bernama
Entah kauhendak menyeburnya prosa atau pun lainnya, silakan saja
Yang pasti, kesyukuranku tiada terhenti atas karunianya
Mempertemukanku denganmu pada suatu masa
Dan nantinya akan kita urai bersama kisahnya

-UR-
22.15 WIB
Bakung, Kanor, Bojonegoro, 15 April 2018

Tidak ada komentar:

Posting Komentar