Selamat datang di blogku ^_^

Rabu, 04 April 2018

Kuikhtiarkan Namamu di Doaku

Ada yang kurang ketika tak kurangkai bait-baitku memuisikanmu.
Meski sepasang indera ingin segera memejam karena padatnya laju,
tak menjadi penghalang untuk tetap menyusunnya
sebagai penghalau rindu



Ada yang kurang ketika tak terdengar kabar tentangmu di beberapa waktu.
Namun, usah risau. Sebab kutahu lakumu dan lakuku adalah sama-sama saling menuju: membalutnya dalam doa-doa di setiap sujud dan ruku' yang beradu.
Memasrahkan kepada-Nya, Rabb yang Maha Tahu

Ada yang kurang ketika tak membaca setiap deret katamu, sehingga harus kuulang-ulang membaca tulisanmu di waktu-waktu dulu.
Tapi entah kaupercaya atau tidak, tak segaris bosan pun menyeruak mesti telah berulangkali terbaca olehku

Ada yang kurang ketika tak mampu kubalas susun aksaramu dalam karyamu.
Ada beban yang menggantung ketika belum mampu menuangkan kisahmu dalam sajakku.
Biarlah ini menjadi sebaris cerita yang nantinya bisa kuceritakan kepada generasiku.

Ada yang kurang ketika tak kuasa kuurai gelitik bathin ketika hadirmu menyeruak di antara kuncup-kuncup rindu yang selama ini menanti jawab atas pintaku dalam curhat panjang seusai fardhu.

Lantas, ingin kusajikan apa ketika kaumemang datang bertamu? Hati atau kopi?^
Aku akan menyukainya jika jawabmu memilih keduanya, bukan hanya satu.

-UR-
22:12 WIB
04-04-2018

2 komentar:

  1. Ada sesuatu yang kurang bila belum kusapa dirimu lewat karya
    Ada yang kurang bila belum kujentikkan jari mengetikkan kata untukmu
    Ada yang hilang dari garis edarku bila belum membaca tulisan-tulisanmu
    Ada yang tiba-tiba lenyap tatkala diri belum bersua dengan baris puisimu

    Semoga karya-karya yang beradu
    Layaknya doa yang dipintal dengan padu
    Menciptakan berbaris-baris rindu
    Yang kusemogakan kepada Tuhanku selalu

    Dari Kota Sejuta Rindu
    Dari insan yang lemah tanpa cinta-Mu
    Dari diri yang masih mendamba rahmat-Mu
    Untuk merenda cinta dalam bingkai penuh restu

    6 April 2018

    BalasHapus
  2. Ada yang luruh ketika kautuliskan baitmu dengan ketulusan yang penuh.
    Ada yang jatuh ketika mampu kausemaikan makna dengan aksaramu yang menyentuh.
    Menjadi pembacamu adalah sesuatu yang membuatku trenyuh,
    bukan karena kecewa yang merengkuh, tetapi karena sanjungmu yang membimbing 'tuk berlabuh.

    BalasHapus