Selamat datang di blogku ^_^

Senin, 20 Oktober 2014

Masih Tentang Kamu

Kadang aku bertanya
pada sebongkah waktu yang selalu
mengurai detik penuh cerita

Kadang aku bercengkerama
memindai aksara yang terajut
di kesempatan yang ada

Minggu, 12 Oktober 2014

Langit Masih Sama


Dalam gelap kumelihatmu.
Dalam sepi kutak kehilanganmu.
Dalam malam kumemandangmu.
Walau jauh, kumerasakan kau dekat.

Aku bahagia ketika aku mampu mengungkapkan. Menuangkan setetes kehidupan, menggoreskan aliran pengalaman, mendendangkan melodi perjalanan, meniupkan semerbak perjuangan, terbingkai dalam suka, duka, tangis, dan tawa. Meski hanya sebagai kawan sekeping hati yang mencari hiburan, aku tetap bahagia. Bagaikan berkelana menjelajah semesta yang penuh bunga, menyimpan pepohonan bermacam buah-buahan, memanjakan mata dan raga, menjadi pengobat rasa dahaga.
Sesekali jemariku menyibak tirai jendela kamar yang terbang dipermainkan angin malam. Perjalanan tinta hitamku sejenak terhenti, membiarkan sepasang mataku menikmati panorama langit malam ini. Penuh kilau mutiara yang silih berganti mengerling ke arahku. “Apakah kau juga menikmati suguhan langit malam ini? Akankah kau menangkap kerinduanku yang kutitipkan pada kerlip bintang? Bisakah kau melihat senyumku di sana?”. Saraf dalam kepalaku berkolaborasi menyusun alfabet sarat makna. Mencoba menafsirkan isyarat kalbu yang menimbun kerinduan teramat dalam. Merindukan hadirnya sosok yang hampir empat bulan sudah tak kutemui. Ya, hanya suaranya yang menjadi ramuan untuk mengobati kerinduan yang semakin hari semakin bertambah bobotnya, meski hanya untuk sementara.

“Untuk sebuah kenangan, jarak tak pernah memisahkan dua hati yang saling peduli. Walau terpisah ribuan mil, dalam hitungan detik kita akan disana kembali”.

Rabu, 07 Mei 2014

Kutulis CintaMu di Hidupku

Adaptasi dari novel Surat Kecil untuk Tuhan karya Agnes Davonar


            Suara kicau burung di pagi hari, terdengar menembus langit-langit kamarku. Aku masih terbaring, malas untuk bangun. Tapi sepertinya bila aku terus tertidur, matahari akan marah padaku. Aku mencoba untuk tidur kembali, tapi tak kuasa menahan sinar matahari yang terus terbayang-bayang di wajahku. Baiklah... Aku menyerah dan akan bangun. Indahnya pagi beserta cahaya matahari pagi juga mulai menyentuh seluruh isi ruangan kamarku yang cukup besar.
Namun ada yang aneh ketika aku terbangun di pagi hari. Aku merasa mataku terasa perih. Aku segera melihat ke cermin di lemari kamar. Astaga!! Mataku memerah, apa yang aku tahutkan benar-benar terjadi! Aku mendapat karma dari tingkahku yang kemarin meledek Kak Kiki, kakakku yang paling manis, yang tertular penyakit mata dari temannya. Kalau sudah begini aku hanya bisa pasrah.
Mataku tak kunjung sembuh dan terus memerah bahkan mulai mengeluarkan air mata dan terasa perih. Hidungku juga jadi sering mimisan untukbeberapa kali dalam sehari. Ayah juga mulai cemas dan bingung melihat kondisi penyakitku. Aku mulai merasa kesulitan bernafas karena lubang hidung sebelah kiriku benar-benar mati rasa sejak hari itu. Atas saran dokter pribadi keluargaku, ayah membawaku ke dokter ahli THT.
“Yuk.. ikut ke laboratorium sebentar”

Rabu, 30 April 2014

Coretan dalam Senyap

Jika memang malam mengizinkan aku untuk membasahinya
Telah aku lakukan meski sekuat tenaga telah kucoba menahannya
Jika memang bintang merelakan aku untuk menuangkannya
Sejak kutemui kalimat itu, telah kutumpahkan

Sepi. Diam. Sendiri. Membisu
Detik-detik bagai melompat tanpa peduli waktu
Mungkin memang hanya aku yang dipaksa merasakan semua ini
Senyap.


“30 Januari dalam ingatan”

Minggu, 27 April 2014

Diam dalam Catatan

Untuk AANF
Aku terdiam
Malam ini diam
Ingin hanya berkawan diam

Aku terdiam
Zamrud ini pun turut terdiam
Iringi kediamanku
Dalam diamnya dirimu

Catatan Kecil tentang Pelayaran Kapal Ofr. E ’12

Tanpa terasa, hampir dua tahun sudah aku berada dalam pelayaran yang kini menjadi episode dalam kehidupanku. Di kapal ini, aku dipertemukan dengan teman-teman dari penjuru tanah air. Ya, di kapal Offering E, Sastra Indonesia, Universitas Negeri Malang. Amazing! Merekalah yang selalu menngisi scene hari-hariku dengan suka, duka, tangis, maupun tawa. Mereka juga keluarga ketika aku jauh dari dekapan orang tua. Ini dia wajah-wajah yang menghiasi kapal Offering E.