Selamat datang di blogku ^_^

Kamis, 05 September 2013

Bintang



            Ketika bintang telah berhasil kugapai, bersamaan dengan itu pula sinarnya menghilang perlahan-lahan. Sebuah misteri yang sulit untuk kucerna. Dan akhirnya aku menyadari, tak selamanya intan yang menghiasi bentangan permadani malam terus indah dan bercahaya.
Semilir udara sejuk mengalir menyentuh keindahan senja yang sedang kunikmati lewat jendela kamarku. Segores tinta warna warni yang tertuang dalam hamparan kanvas nan memukau. Sungguh agung sang creator pemilik kehidupan dunia. Allahu Akbar !!
Sembari menikmati suasana, sesekali kugerakkan tanganku diatas sebuah diary kecil yang selama ini menjadi teman setiaku, tempatku mencurahkan perasaan secara bebas dan mengungkapkan semua hal yang tak pernah diketahui orang lain. Benar-benar teman yang bisa menjaga rahasia.
Dering ponsel menghentikan aktivitasku sejenak. Kulirik tulisan yang tertera didalamnya. Satu pesan dari Fikri, sahabat sekaligus orang terkocak yang pernah kutemui. Karena dia selalu bisa membuatku tersenyum saat diambang kesedihan, mungkin bukan hanya aku tapi juga orang yang mengenalnya. Sudah kuduga, pesan yang dikirimnya sama sekali tak penting. Kebiasaan!.
“Najwa… Sudah mandi belum sayang?” Suara merdu bunda memecah kesunyian.
“Sudah, Bun!” Teriakku dari dalam kamar.
Tak pernah sedetikpun aku luput dari perhatian bunda, bahkan hal-hal kecil yang mungkin tak begitu penting. Tapi itulah bunda, beliau selalu bisa membuatku nyaman saat apapun dan bisa merubah segala sesuatu menjadi mempesona. Aku sangat bersyukur karena mempunyai bunda yang sedemikian perhatian dan tak pernah kurang menyalurkan kasih sayangnya.

☺☺☺

Aku melihatnya. Dia berjalan mendekat kearahku dengan senyum yang tak pernah lepas dari bibirnya, menambah indah pesona yang telah ada dalam dirinya. Bedug dalam jantungku menggema dengan kerasnya seolah membangunkan semua orang yang tertidur. Tak bisa lagi kulukiskan bagaimana perasaanku.
Daffa, orang yang bisa dibilang mampu membuka kembali pintu yang telah tergembok rapat hampir selama dua tahun dan mampu untuk memasukinya. Pintu rahasia yang tak banyak orang tahu dan mampu membukanya. Tapi entah mengapa dengan gampangnya dia bisa melakukannya.
Aku benar-benar tak mempercayainya, Daffa menyambangi rumahku dan menarikku untuk menyusuri jalan menikmati keindahan alam. Dia menggandeng tanganku dan terus mengajakku bercengkerama, belum pernah sebelumnya aku sedekat ini dengannya. Dia memberiku perhatian dan tak henti-hentinya membuatku tersenyum. Kami mengunjungi berbagai tempat yang Subhanallah indahnya. Sepanjang perjalanan Daffa selalu melindungiku dan aku benar-benar bahagia dibuatnya.
Kriiiiiiiiiiiiingggggggggggg……………..
Aku tergagap melihat sekelilingku. Suasana taman yang indah, jalan yang penuh bunga dan Daffa tak kutemui, yang tampak dimataku hanyalah warna pink dengan gambar-gambar dan hiasan yang tertempel. Ternyata aku hanya bermimpi, mimpi yang sangat mengesankan dan seolah nyata. Dengan senyum yang tak henti dari bibirku, aku bangun dan segera menunaikan kewajibanku, sholat subuh.
Usai sholat aku segera bergegas untuk membantu bunda di dapur, meskipun aku tak bisa memasak tapi setidaknya aku bisa membantu menyiapkan bahan-bahan yang bunda butuhkan. ☺

☺☺☺

Hari ini aku, Mala dan Firman memiliki janji untuk pergi ke toko buku. Seperti biasa aku ingin menambah koleksi serial komik conan, tokoh anime yang sangat kukagumi. Selain karena wajahnya yang tampan, sifatnya yang cool dan cuek memiliki daya tarik yang memikat, sangat keren. Jam Sembilan tepat kami sampai di toko buku langganan. Dengan segera aku, Mala dan Firman masuk dan langsung menuju lokasi buku yang kami cari. Tak disangka, kami bertemu dengan Daffa. Tapi dia tak sendiri, dia bersama seorang teman yang akhirnya kuketahui bernama Fadil. Bedug dalam jantungku kembali menggema.
“Hei… disini juga?” Tanya Daffa santai.
“I..iya” Jawabku tergagap “Lagi nyari buku apa?” Aku mencoba menghilangkan rasa canggungku dihadapannya.
“Ohh, ini lagi cari ensiklopedia sains” Daffa menunjukkan buku yang dia pegang “Kamu sendiri nyari buku apa?”
“Biasa, komik!”
“Conan Edogawa?” Terkanya.
Aku tersenyum membenarkan. Tapi tunggu, sepertinya ada yang hilang. Kurang ajar !! Mala dan Firman kulihat asyik berdua memilah-milah buku di sudut lain dan meninggalkan aku sendiri bersama Daffa.
“Kenapa?” Tanya Daffa.
“Ohh, ga pa-pa kok”
Aku dan Daffa memutuskan untuk mencari buku-buku yang memang masih kami perlukan. Aku tak peduli lagi pada Mala dan Firman yang entah sudah dimana, yang penting aku bisa bersama Daffa. Sungguh egois!! Mungkin hal seperti ini yang dirasakan oleh orang yang sedang jatuh cinta, betapa menyedihkan!!.
Tak terasa adzan dzuhur telah berkumandang, aku yang tersadar langsung memohon diri kepada Daffa untuk segera pulang. Sebenarnya Daffa berbaik hati ingin mengantarku pulang, tapi sayangnya aku membawa motor sendiri dan kutolak dengan berat hati. ☺
Kuseret tangan Mala yang sepertinya masih betah berlama-lama dengan Firman dan segera kuajak pulang. Sempat kulihat raut kecewa di muka keduanya, tapi whatever-lah!! Tiga jam bukan waktu yang singkat untuk mereka berdua.

☺☺☺

Dalam kebahagiaan yang kurasa terselip sebuah kesedihan yang hampir membuatku rapuh. Disaat aku benar-benar bisa membuka kembali pintu hatiku untuk orang lain, disaat itu pula aku harus kembali menutupnya, dan tak pernah kutahu sampai kapan.
Seandainya aku bisa memilih, aku lebih memilih untuk tidak pernah mengenalnya daripada aku harus melupakannya. Sungguh suatu hal yang sangat menyakitkan. Aku tak tahu apa yang menjadi penyebabnya, tiba-tiba kesunyian tercipta antara aku dan Daffa. Awalnya aku tak ambil pusing, tapi lama kelamaan aku sadar dan hal ini sering membuatku secara tiba-tiba meneteskan air mata. Namun, aku masih beruntung karena memiliki sahabat seperti Mala dan Firman yang selalu berusaha mengembalikan senyumku. Aku sangat berterima kasih kepada keduanya, meski belum bisa move on sepenuhnya tapi aku akan berusaha. ☺
Meski telah hilang cahayamu di hadapanku. Tapi tetaplah menjadi bintang dalam hidupku. Yang kan terus ada dalam setiap gelap yang kulalui dan menyinari jalan berbatu dalam jurang kehidupan. Tetaplah disini… dalam hatiku, bintang.