Selamat datang di blogku ^_^

Rabu, 01 Agustus 2018

Mas, Calon Istrimu Tak Bisa Diam

Mas, ada yang tiba-tiba menggelitik dalam pikiranku, tentang diriku dan hal-hal yang ada di sekelilingku. Mungkin beberapa telah kautahu, tetapi beberapa lainnya mungkin ada yang belum kautahu.


Mas, ada yang beberapa waktu lalu mengusik anganku. Ketika ada sebongkah tanya yang tak kusangka ditujukan padaku, tentangmu. "Calon suamimu juga kader organisasi, kan?" Tanya suara itu yang sampai sekarang masih menggema dalam telingaku. Sambil tersipu kujawab bahwa kauadalah kader militan yang juga dibesarkan dalam payung organisasi yang sama. Kesyukuran tiada henti terucap dari bibir sang penanya. Lalu, ia pun berkisah tentang si A yang tak lagi aktif dalam agenda organisasi usai menikah karena bersuamikan orang yang tak peduli dengan sesuatu yang bernama organisasi, lalu ada lagi si B yang sering bersitegang dengan pasangannya akibat ketidaksepahaman dalam urusan organisasi, dan ada juga si C yang mendadak apatis melupakan perannya dulu sebagai seorang organisatoris. Mas, kautahu? Kisah yang meluncur darinya seakan memberiku banyak pelajaran, bahwa ada yang dinamakan keselarasan dalam menjalin sebuah hubungan. Tidak hanya sebatas keselarasan hubungan antara laki-laki dan perempuan, tetapi juga keselarasan dalam menjalani hal-hal lain di luar urusan rumah tangga. Contoh kecilnya adalah berorganisasi.

Mas, sebagaimana yang kautahu bahwa sejak usia belasan, telah kuputuskan untuk menjadi aktivis dalam persyarikatan. Tidak ada niat lain yang kutanamkan selain bagaimana membuat diri bermanfaat untuk banyak orang. Dan dipertemukan denganmu adalah sebuah rasa syukur yang tiada henti kuucapkan, Mas. Kamu adalah orang yang InsyaAllah bervisi sama dalam hal kebermanfaatan diri. Berusaha untuk menjadi sosok yang peduli dengan sesama dan dapat berkontribusi dalam setiap agenda selama kemampuan itu ada.

Mas, sebelumnya izinkanku membuat sebuah pengakuan. Calon istrimu ini tak bisa diam dan hanya bertopang dagu tanpa kesibukan. Maksudku, bukan dalam ranah pembicaraan yang tak bisa diam, atau bahkan dalam hal bertingkah semaunya. Bukan itu. Tetapi lebih kepada sesuatu yang memunculkan rindu ketika diri tak melakukan itu. Adalah ketika kita mendermakan beberapa waktu untuk dapat menebar manfaat dan bergabung dengan beberapa majelis ilmu.

Mas, calon istrimu ini tak bisa diam dan hanya bertopang dagu tanpa kesibukan. Maka, jika kelak kautemuiku di satu waktu yang menghadirkan payah dan lesu, kuatkan aku, topang langkahku, dan beri teduh perhatianmu yang InsyaAllah akan mampu mengembalikan ceriaku. Aku tak ingin nantinya menjadi istri yang durhaka padamu. Oleh karenanya, jangan bosan untuk selalu berada di sampingku, menyejajari langkahku, dan selalu membuatku merasa dihargai dan dicintai. Mari bersama-sama kita saling bergenggam erat, saling menguatkan, mengingatkan, dan menyatu dalam ketaatan pada-Nya yang telah mengizinkan kita menjalani hidup bersama di dunia dan semoga kelak akan dipertemukan kembali di jannah-Nya.
Aamiin

-UR-
Bojonegoro, 01-08-2018
18.34 WIB

Tidak ada komentar:

Posting Komentar