Selamat datang di blogku ^_^

Rabu, 03 Oktober 2018

Kurindu, Sayang

Bilakah harus mengungkap seberapa dalam merindu?
Tentu saja tak tergambarkan oleh sketsa, pun coretan dalam lembar-lembar buku
Bahkan, sekelumit aksara yang terkadang mampu menjadi peluruh sendu
Kini seakan menjelma candu yang mengurung dalam kemelut deru yang semakin memburu



Sayang, aku rindu.
Rindu pada kerinduan yang dirindu.
Merindumu dalam balut rindu yang semakin berpadu dalam kalbu.

Menunggu tak sesederhana itu, Sayang.
Setiap detik yang tertuang, senantiasa kuharap sosokmu datang.
Di waktu-waktu yang luang, pikirku menghadirkanmu dalam bayang.
Pada langkah kaki yang melenggang, setangkup pinta berirama dalam dendang,
"Bilakah kita saling bergenggam: beriringan, menyatu dalam sela yang tak terbentang?"

Dan nyatanya,
ada yang tak bersahabat dengan sempurna.
Dialah aliran rasa yang mencair dalam wujud air mata.

-UR-
16.43 WIB
Bakung, 03 Oktober 2018

Tidak ada komentar:

Posting Komentar