Selamat datang di blogku ^_^

Senin, 09 April 2018

Mendayung Cinta-Nya yang Agung

Senja kembali mengurai cerita
Kali ini tentang dia yang bersenandung untuk pertama kalinya
Di antara jarak yang membentang padanya



Mulanya, aku tak menduga apa yang hendak di kata
Ketika ia sampaikan maksudnya untuk bercakap via suara
Di suatu sore, kala hujan sudah mereda
Kusimak apa yang hendak disampaikannya

Bergetar kecamuk di dada.
Meluruh setetes air di kelopak mata.
Tanpa suara: kutak mampu berkata-kata.
Ketika dengan anggunnya kauberucap tentang sebuah janji suci
Di atas ikhtiar yang telah kita rajut bersama

Tak kuasa untukku membendung sanubari yang merangkai bahagia
Namun tetap, tak kuasa kulantunkan dalam kata-kata.
Bahkan, untuk sekadar menjawab kepastian yang kauberikan.
Bukan karena tak bisa atau bahkan menolaknya,
tapi diri terlalu larut dalam kalimatmu yang indah itu.
Bisakah kauulang kalimat itu? Aku masih ingin untuk mendengarnya.

Maaf, jika tadi kaumenganggapku ragu-ragu
Bukan seperti itu.
Aku hanya menahan agar tak parau suaraku.
Sebab hujan tiba-tiba bersarang di kelopak mataku.
Mendengar tutur katamu yang syahdu dan kejujuranmu dalam membingkai rindu.
Dan diri yang menantikan kepastian itu di antara waktu yang terus melaju

Kesyukuranku tiada terbendung.
Kepada-Nya, doa-doa akan semakin tak terhitung.
Mari sama-sama saling mendayung.
Agar perahu kita dipertemukan di sebuah ujung.
Untuk saling bernaung dalam cinta-Nya yang agung.

-UR-
18.33 WIB
09 April 2018

Tidak ada komentar:

Posting Komentar