Teruntuk Kakanda, di seberang kota.
Kita memang baru tertemukan oleh kuasa-Nya yang suci
Namun bukan berarti kita tidak bisa saling mengenal dan memahami
Sebab saat ini hal itulah yang sedang berusaha kudalami
Meski pada awalnya, kita adalah dua orang yang berbeda galaksi
Kakanda
Aku suka mendengar tutur katamu
Teduh. Merdu. Tenang. Syahdu.
Entah mengapa setiap panggilan suara itu mengalun di beberapa waktu
Seakan tiada ingin kubiarkan detik terus melaju
Ingin terus menetap di titik itu
Kakanda
Mungkin belum banyak kutahu tentangmu
Tetapi sedikit demi sedikit mulai kumemahamimu
Bagaimana sikap yang kausuka,
waktu-waktu yang bagimu berharga,
kesibukan yang tiada habis-habisnya,
bahkan apa saja aktivitas di hari-harimu
Kakanda
Mungkin juga belum banyak kautahu tentangku
Bocah manja yang InsyaAllah akan mengarungi hidup bersamamu
Namun usah kaurisau, manjaku tahu waktu
Begitu pun dengan diriku, memahami hal itu
Aku memang manja, tetapi aku belajar tanggung jawab terhadap tugasku. Sejak dahulu
Aku memang manja, tetapi bukan berarti aku tak mampu bersibuk ria, terhujani oleh beberapa kegiatan yang saling beradu
Aku memang manja, tetapi aku tahu di mana bisa kuekspresikan hal itu. Tak semua orang tahu
Kuharap kau pun bisa memahami hal itu
Kakanda
Ratusan kilometer jarak yang menghadang temu, memang kerap memunculkan rindu. Tiada kumungkiri hal itu
Oleh karenanya, komunikasiku denganmu adalah hal yang paling kujaga dan kugenggam dengan padu
Di samping doa-doa yang tiada henti disenandungkan dalam pinta dan harap di waktu-waktu tertentu nan syahdu
Kakanda
Kautahu bahwa sensitif adalah salah satu hal yang menyelimutiku
Terlebih terhadap apa-apa yang tertulis dalam pesanmu
Ada kecemasan yang membelenggu, kalau-kalau susun kataku yang menyinggung rasamu, ada sikapku yang tak pas denganmu, atau bahkan ada tingkahku yang menyakiti hatimu
Pikiran-pikiran semacam itu saling berkelebat dalam otakku
Ketika pesanmu hanya memuat beberapa huruf yang berjajar satu
Kakanda
Kautahu bahwa fitrah perempuan adalah suka perhatian
Namun jangan lantas mengartikan aku memintamu menghujaniku dengan perhatian yang berlebih. Bukan.
Tetapi izinkanku untuk tetap tahu kabarmu di hari-harimu, meski hanya dengan singkat sapaan dalam pesan.
Bagiku hal itu sudah cukup menenteramkan
Kakanda
Bila kutulis segala apa yang ingin kubagi denganmu
Rasanya masih panjang apa-apa yang ingin kukisahkan padamu
Kali ini, cukuplah sekian dahulu
Agar nantinya tetap bisa lanjutkan dalam perbincangan yang lebih seru
Kakanda
Menuju hari bahagia kita
Mari sama-sama saling menjaga, memahami, dan menaungi dengan doa-doa
Menggapai restu-Nya; bersama.
-UR-
Bojonegoro, 27 April 2018
21.23 WIB
Kita memang baru tertemukan oleh kuasa-Nya yang suci
Namun bukan berarti kita tidak bisa saling mengenal dan memahami
Sebab saat ini hal itulah yang sedang berusaha kudalami
Meski pada awalnya, kita adalah dua orang yang berbeda galaksi
Kakanda
Aku suka mendengar tutur katamu
Teduh. Merdu. Tenang. Syahdu.
Entah mengapa setiap panggilan suara itu mengalun di beberapa waktu
Seakan tiada ingin kubiarkan detik terus melaju
Ingin terus menetap di titik itu
Kakanda
Mungkin belum banyak kutahu tentangmu
Tetapi sedikit demi sedikit mulai kumemahamimu
Bagaimana sikap yang kausuka,
waktu-waktu yang bagimu berharga,
kesibukan yang tiada habis-habisnya,
bahkan apa saja aktivitas di hari-harimu
Kakanda
Mungkin juga belum banyak kautahu tentangku
Bocah manja yang InsyaAllah akan mengarungi hidup bersamamu
Namun usah kaurisau, manjaku tahu waktu
Begitu pun dengan diriku, memahami hal itu
Aku memang manja, tetapi aku belajar tanggung jawab terhadap tugasku. Sejak dahulu
Aku memang manja, tetapi bukan berarti aku tak mampu bersibuk ria, terhujani oleh beberapa kegiatan yang saling beradu
Aku memang manja, tetapi aku tahu di mana bisa kuekspresikan hal itu. Tak semua orang tahu
Kuharap kau pun bisa memahami hal itu
Kakanda
Ratusan kilometer jarak yang menghadang temu, memang kerap memunculkan rindu. Tiada kumungkiri hal itu
Oleh karenanya, komunikasiku denganmu adalah hal yang paling kujaga dan kugenggam dengan padu
Di samping doa-doa yang tiada henti disenandungkan dalam pinta dan harap di waktu-waktu tertentu nan syahdu
Kakanda
Kautahu bahwa sensitif adalah salah satu hal yang menyelimutiku
Terlebih terhadap apa-apa yang tertulis dalam pesanmu
Ada kecemasan yang membelenggu, kalau-kalau susun kataku yang menyinggung rasamu, ada sikapku yang tak pas denganmu, atau bahkan ada tingkahku yang menyakiti hatimu
Pikiran-pikiran semacam itu saling berkelebat dalam otakku
Ketika pesanmu hanya memuat beberapa huruf yang berjajar satu
Kakanda
Kautahu bahwa fitrah perempuan adalah suka perhatian
Namun jangan lantas mengartikan aku memintamu menghujaniku dengan perhatian yang berlebih. Bukan.
Tetapi izinkanku untuk tetap tahu kabarmu di hari-harimu, meski hanya dengan singkat sapaan dalam pesan.
Bagiku hal itu sudah cukup menenteramkan
Kakanda
Bila kutulis segala apa yang ingin kubagi denganmu
Rasanya masih panjang apa-apa yang ingin kukisahkan padamu
Kali ini, cukuplah sekian dahulu
Agar nantinya tetap bisa lanjutkan dalam perbincangan yang lebih seru
Kakanda
Menuju hari bahagia kita
Mari sama-sama saling menjaga, memahami, dan menaungi dengan doa-doa
Menggapai restu-Nya; bersama.
-UR-
Bojonegoro, 27 April 2018
21.23 WIB
Tidak ada komentar:
Posting Komentar