Selamat datang di blogku ^_^

Senin, 16 April 2018

Percakapan dan Dugaan

Ada yang berbeda dari tulisanmu hari ini. Entah apa, tapi aku merasa tulisanmu seakan kehilangan kepercayaan dirinya. Tidak sebagaimana biasa. Ketika kulihat postingan terbarumu di salah satu sosial media, barulah berani kusimpulkan bahwa ada masalah dalam pikiranmu. Di permulaan Isya, kuberanikan untuk menanyakan hal tersebut. Ternyata memang benar adanya. Dan ketika kuberanikan diri lagi bertanya mengapa, kamu ingin langsung membicarakannya via panggilan suara. 

Kamu bertanya perihal nomor yang bisa dihubungi. Tapi nomorku yang kemarin kupakai memang sudah tak lagi kumiliki. Sebab itu hanya kugunakan untuk paket data internet saja, bukan untuk berkomunikasi dengan banyak orang. Dan aku pun menawarkan diri untuk menghubungimu dengan nomor yang lain. Kamu memberikan nomor baru yang berbeda. Ketika telah terhubung barulah kutahu bahwa nomor itu khusus kamu beli. Ya... Kalau aku boleh ge-er itu khusus buat aku ya? Hehe. 

Baiklah, kembali ke topik. Tentang kegundahanmu itu, akhirnya bisa kutahu dari uraian ceritamu. Mulai dari kalutnya pikiran karena jadwal sempromu yang tak kunjung muncul, pun dengan tanggung jawab yang kamu emban di antara kesibukan yang merajalela. Ketahuilah, Mas. Aku di sini selalu mendoakan agar segala aktivitasmu berkah dan kebermanfaatanmu untuk orang lain bernilai pahala. Kutitipkan kepada-Nya dirimu dan diriku. Sebab Dialah Penjaga Terbaik di dunia ini. Aku paham, ragamu lelah karena segudang aktivitas itu. Pun juga pikiranmu. Maka dari itu, ketika kamu menemui sekecil apapun masalah - jika itu bisa untukku tahu - maka berceritalah. Setidaknya aku bisa mendengar segala keluh kesahmu, dan mungkin bisa meringankan beban pikirmu. Jika bisa nanti bersama-sama kita cari solusi untuk hal itu. 

Aku senang kamu mau berbagi cerita, mencurahkan segala keluh kesah, dan sesekali saling melempar guyonan. Dengan begitu kita bisa mengenal satu sama lain. Kamu juga bakalan tahu bagaimana kecerewetanku, gaya bicaraku yang bagi sebagian orang terdengar manja -- mungkin juga bagimu, keusilanku, dan lain-lain. Aku pun bisa tahu bagaimana gaya berkomunikasimu, bagaimana saya harus mengimbangi, mendinginkan ketika emosi, dan tidak mengompori ketika ada sesuatu yang dirasa tidak pas di hati. Syahdu sekali, bukan?

Mas, aku bersyukur di waktu sesingkat ini, perkenalan kita sampai pada tahap yang sama-sama diingini. Rencana yang telah menjadi mimpi, restu yang InsyaAllah telah kita kantongi, semoga bisa berjalan seperti apa yang dimaui. Kita sama-sama sadar bahwa dalam menghadapi situasi ini, tidak selamanya berjalan mulus dan tanpa ada batu kerikil yang mengiringi. Namun, mari kita sandarkan segalanya kepada Dia Yang Maha Cinta agar nantinya kebersamaan kita senantiasa bernaung dalam Ridho-Nya.

Mas, aku manusia biasa. Pun dirimu. Ketika ada yang tidak tepat akanku, maka jangan sungkan untuk memberitahu. Begitu pun ketika kudapari itu padamu, aku akan berusaha memberitahumu dengan kata-kata yang merdu. Jangan lantas terdiam dan menghilang tanpa tentu. 

"Jadilah engkau sosok yang tak pernah lelah
Berbuat dan berbagi untuk sesama
Memperjuangkan kehidupan yang diridhoi-Nya
Hingga batas akhir hidupmu."

Kutipan lagu tersebut memang sederhana, tetapi ketika ditelisik lebih dalam pada film yang beroriginal soundtrack lagu ini, maka dapat diperoleh makna yang luar biasa. Aku ingin seperti Nyai Walidah yang dengan setia mendampingi dan mendukung Kyai Dahlan untuk berdakwah. Saling menjaga, mengingatkan, dan menguatkan. Semoga diijabah oleh-Nya. Aamiin.

21.47 WIB
Bojonegoro, 16 April 2018

Catatan:
Mas, maaf membuatmu lupa untuk makan malam. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar