Bukan tentang apa yang menjadi pembahasan, tetapi lebih kepada alasan percakapan tersebut bermunculan
Kaubilang bahwa: kautengah bosan,
semangatmu perlahan berkurang,
fokusmu perlahan melebar,
padahal esok hari akan kauhadapi hari yang telah kaunantikan
Mempersembahkan apa yang selama ini diusahakan,
ke hadapan orang-orang yang nantinya juga akan kaugantikan dalam peran
Kakandaku
Aku tahu bahwa janji yang beberapa waktu lalu kita ukir itu menjadi salah satu beban pikirmu
Aku tahu waktu yang semakin mendekat untuk saling menuju itu, sedikit banyak juga merisaukanmu
Terlebih, ada perihal lain yang sedang kauusahakan untuk mengakhiri jenjang ini di masa studimu
Kakandaku
Perlu kautahu bahwa aku pun di sini memikirkan hal yang sama
Tetapi, kita pun harus bisa memberi ruang ke hal-hal yang harus lebih diutamakan
Yang kelak akan menumbuhkan kebanggaan, bukan hanya pada diri, tetapi juga pada orang tua, dan orang-orang tersayang
Kakandaku
Kamu pun tahu bahwa kemalasan datangnya dari syetan
Goda dan bisikannya sering menjadi jeratan dan jebakan
Untuk itulah, aku minta kautetap berfokus pada apa yang ada di hadapan
Langkahmu sudah semakin dekat dengan harapan
Jangan nodai dengan hal-hal menyimpang yang nantinya semakin menjerumuskan dalam kesesatan
Kakandaku
Di sjni, tiada henti kulangitkan pinta dan harap akan suksesmu dalam berjuang
Senantiasa kudengungkan doa-doa agar dapat tercapai apa yang kauimpikan
Sehingga nantinya dapat kauceritakan kepada anak-anak kita perihal warna-warni hidup dalam mencapai tujuan
Atau mungkin, bisa juga kita tuliskan menjadi sebuah buku agar tetap abadi sepanjang zaman
Kakandaku
Dari Bumi Meliwis kutiupkan salam
Semoga di sana kauterima dengan senyum tersulam
Selalu semangat dan jangan muram
Di sini kumendoamu tanpa terbenam dalam kelam
Berjuanglah ksatriaku, jangan takut karam!
-UR-
10.35 WIB
24 April 2018
Tidak ada komentar:
Posting Komentar