Selamat datang di blogku ^_^

Minggu, 22 April 2018

Impossible is Nothing

Ini bukan catatan seorang wartawan, bukan juga catatan seorang yang ahli dalam merangkum suatu materi dalam seminar. Ini hanyalah tulisan seseorang yang sedang belajar menjadi seorang penulis.

Sabtu, 20 April 2018.
Senja masih belum menampakkan jingganya, ketika beberapa pasang mata sudah memenuhi ruang aula SMP Muhammadiyah 9 Bojonegoro. Tidak banyak memang, hanya siswa kelas 9 beserta dengan wali muridnya saja. Tidak keseluruhan kelas. Ya, senja itu akan dilaksanakan mabit UN dan parenting bagi kelas 9 dan orang tuanya. Didaulat menjadi pembawa acara, saya pun mempersiapkan dengan sebaik mungkin di hadapan wali murid. Saya harus bisa menampilkan yang terbaik mewakili bapak/ ibu guru yang lain. Dan yang paling membuat saya bersyukur adalah dengan menjadi seorang pembawa acara, berarti saya bisa mengikuti keseluruhan acara dan bisa menyimak materi dengan baik. Alhamdulillah.

Parenting kali ini disampaikan oleh alumni Al-Azhar University, Mesir, Ustad Yogi Prana Izza, LC., MA. Sebelum menyampaikan materinya, saya berpikir bahwa beliau orang yang serius dalam menyampaikan materi. Namun, saya harus mengoreksi pendapat tersebut, karena ternyata beliau menyampaikan materi dengan santai, sesuai porsi, dan mudah dipahami oleh peserta yang hadir. Saya dan guru-guru yang lain pun turut terhanyut dan masuk dalam materi beliau.

Pada awal penyampaian materi disajikan tiga gambar; air mengalir, bunglon, dan lilin yang menyala. Ingin seperti apa kita menjalani kehidupan ini? Kebanyakan dari peserta parenting memilih gambar air mengalir. Namun, pilihan ini dimentahkan oleh beliau dengan pendapat bahwa “tidaklah dibawa oleh air mengalir itu kecuali sesuatu yang menjijikkan.” Seseorang yang memilih filosofi hidup seperti air mengalir maka seseorang hidup di dunia ini mengikuti takdir yang diberikan kepadanya. Padahal jelas sekali Allah mengatakan bahwa, “Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum kecuali mereka mau mengubahnya sendiri.” Takdir itu mampu diupayakan. Seorang siswa mampu untuk mendapat nilai yang baik, meraih prestasi yang diinginkan, dan membanggakan kedua orang tua dengan berupaya. Berupaya mengatur waktu yang baik dalam belajar, berfokus pada tujuan, dan tidak teralihkan oleh hal-hal yang bisa mengganggu dalam belajar.

Gangguan belajar yang sering dihadapi oleh kids zaman now adalah keberadaan ponsel pintar. Ketika sudah asyik belajar, fokus mulai terbentuk, tetiba ponsel pintar yang awalnya tergeletak di meja berdering. Satu pesan whatsapp masuk. Dengan senyum-senyum pasti kita – diakui atau tidak – akan membuka pesan itu dan membalasnya, terlebih pengirim pesan adalah someone special bagi si penerima pesan. Meskipun pesan yang masuk itu hanya berisi pertanyaan tidak penting seperti, selamat malam, sudah makan atau belum? pasti lagi belajar ya? Hello guys, sepenting itukah bertanya sudah makan atau belum di setiap harinya, padahal sudah sejak TK kalian dikenalkan dan diberitahu untuk makan pada waktunya. Oleh karena itu, selama ujian berlangsung, maka anak dan orang tua harus saling bekerja sama. Semua alat elektronik sudah harus mati ketika maghrib berkumandang. Jika tidak ada kesepahaman antara anak dan orang tua, maka yang terjadi adalah fokus tidak bisa tertata dengan baik. 

Filosofi hidup yang kedua adalah bunglon. Selama ini orang menilai bahwa gambaran seekor bunglon adalah tidak konsisten. Ia berubah warna sesuai dengan di mana kakinya memijak. Akan tetapi, tidak pernah kita sadari bahwa seekor bunglon adalah hewan yang jeli dan tangkas dalam mengeksekusi mangsanya. Ketika ada mangsa yang mendekat, maka ia akan menjulurkan lidahnya secepat kilat untuk menangkap mangsa tersebut. Mangsa bunglon dalam hal ini adalah sebuah lambang untuk menunjukkan target seseorang. Seseorang dikatakan hidup saat ia memiliki target. Ketika seseorang tidak memiliki target, maka hidupnya tidak akan jelas. Begitu juga dengan seorang pelajar. Dia harus memiliki target dalam belajar, apa yang hendak diraih, sehingga tidak ada rasa hambar ketika belajar maupun saat mengerjakan ujian. Ambil tindakan! Action! Sekecil apa pun tindakan yang kita lakukan, pasti ada manfaatnya.

Filosofi hidup yang ketiga adalah lilin yang menyala. Filosofi ini biasanya dipilih oleh para orang tua. Mereka rela berkorban, melakukan apa pun untuk anaknya, walaupun harus mengorbankan banyak hal demi permintaan tersebut. Namun hal ini sering tidak dimengerti oleh anaknya, bahkan seakan sang anak tidak mau tahu perihal ini. sejak kita kecil, orang tua sudah mengorbankan banyak hal bagi kita, waktu, tenaga, pikiran, bahkan materi. Namun tidak ada orang tua yang meminta balas jasa kepada anak-anaknya dengan semua hal itu. Mereka ikhlas dan terus mendoakan yang terbaik bagi putra-putrinya, meskipun ada beberapa yang bahkan dengan berani menuntut mereka di masa tuanya, malu ketika berjalan bersama, bahkan tidak mengakuinya sebagai orang tua. masyaAllah. Ingat, Nak. Kesuksesanmu hari ini adalah jawaban dari doa-doa yang tiada henti disenandungkan orang tuamu dalam setiap salatnya, yang bahkan kamu sendiri tidak tahu seberapa banyak doa tersebut.

Pada akhir materi, Ustad Yogi berpesan kepada seluruh peserta yang hadir untuk senantiasa bersyukur dengan segala kondisi yang kita jalani. Sebab semakin tinggi kesyukuran kita, maka semakin tinggi pula kesuksesan yang akan kita raih. Biasakanlah diri untuk selalu menabung energi positif dengan cara salat tepat waktu, amal saleh, dan bersedekah. Bagi siswa, ketahuilah bahwa tidak ada anak-anak yang terlahir tanpa bakat. Kalian memiliki bakat di bidang kalian masing-masing. Galilah bakat tersebut sehingga dapat membangun kesuksesan kalian di masa depan. Bagi orang tua, selalu doakan putra-putri panjenengan sukses dalam menjalani hidupnya. Jangan biarkan mereka berjalan sendiri di dunia ini, bimbing, awasi, dan jaga dengan doa-doa kepada-Nya. Dan bagi bapak/ ibu guru, maafkan segala kesalahan yang dimiliki oleh anak didik kita agar bisa lancar dalam mengerjakan ujian dan bisa mendapatkan hasil yang memuaskan.

Momen parenting ini sekaligus menjadi momen penghujung pembelajaran untuk kelas 9. Mewakili keluarga besar SMP Muhammadiyah 9 Bojonegoro, Ibu Kepala Sekolah menyampaikan permohonan maaf dan doa kepada semua wali murid yang hadir agar para siswa diberikan kemudahan dalam mengerjakan soal dan kelancaran dalam menghadapi UNBK selama 4 hari ke depan. 

Ada satu hal yang menjadikan momen ini semakin haru, yaitu ketika salah seorang ayah dari kelas 9 maju mewakili wali murid lainnya untuk menyampaikan pesan dan harapan. Seorang ayah, lelaki yang tangguh dan tegar, menitikkan air mata ketika menyampaikan ucapan terima kasih kepada sekolalh dan permohonan maaf bila putra-putrinya pernah melakukan salah. Beliau berpesan agar anak-anak menjunjung tinggi kejujuran dan mengerjakan soal ujian dengan segenap kemampuannya. 

Di ujung meja sebelah utara, saya pun tak kuasa untuk tidak menitikkan air mata. Begitu indahnya harmoni yang tercipta di permulaan senja ini Ya Rabb. Semoga segala apa yang dipintakan hari ini terijabah dalam cinta-Mu. Aamiin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar