Selamat datang di blogku ^_^

Selasa, 10 Juli 2018

Mendampingimu dalam Cinta dan Karya

Hari ini adalah hari yang kautunggu. Hari ketika kauakan mempertanggungjawabkan tugas akhirmu sebagai salah satu langkah menyelesaikan studimu di pascasarjana. Telah banyak perjuangan yang kaulakukan. Mulai dari memilih judul, memilih teori yang tepat, melakukan penelitian, mengolah data, sampai pada akhirnya kauciptakan produk yang InsyaAllah bisa bermanfaat bagi banyak orang.

Menjumpaimu ketika sudah banyak tahapan tugas akhir itu kauselesaikan, nyatanya tak banyak yang bisa kubantu. Hanya doa-doa dan dukungan semangat yang mampu kutiupkan dari jauh. Berharap semilirnya sampai padamu yang berjarak ratusan kilometer dariku.

Hari ini, ya, hari ini kaumembuktikan dirimu mampu menyelesaikan tanggung jawabmu sebagai mahasiswa pascasarjana. Nantinya, tanggung jawab itu akan menjadi bekal untukmu mengarungi kehidupan di hari-hari selanjutnya. Tanggung jawab itu pula yang akan jadi fondasi dan tempat bersandarku dan anak-anak kita di masa mendatang. InsyaAllah.

Kemarin, kuputuskan untuk melangkahkan kaki dari Bumi Meliwis menuju Kota Sejuta Rindu. Kota yang mengukir begitu banyak kenangan, bukan hanya untukku atau untukmu, tetapi untuk kita. Seusai menyelesaikan tanggung jawabku di tempat kerja, aku pun berangkat dengan menggunakan alat transportasi umum, bus. Tepat pukul 13.30 aku bertolak dari Bumi Meliwis. Fisik yang lumayan lelah membuatku segera memejamkan mata begitu duduk di bangku bus. Ketika kubuka kembali mataku, kulihat sudah sampai di tol Kebomas, Gresik. Beberapa saat lagi akan sampai di Terminal Osowilangun.

Tak sampai di Terminal Osowilangun, ternyata sudah ada bus jurusan Malang yang menunggu di sana, tepatnya di Romokalisari. Segera aku turun dengan menenteng satu tas besar dan tas ransel cokelat bergelayut mesra di pundakku. Berbeda dengan bus sebelumnya yang ber-AC, bus jurusan Malang ini tidak memiliki fasilitas AC. Pikiran buruk sempat menyergap. Bagaimana nanti kalau aku mabuk perjalanan? Tapi cepat-cepat kutepis pikiran itu dan kubuat diriku senyaman mungkin di bangku sebelah kiri (dekat jendela). 

Bus pun berlalu menuju Malang. Sepanjang perjalanan penumpang terus bertambah, bahkan ketika sudah banyak penumpang yang berdiri di tengah (penuh sesak), awak bus masih tega menambah penumpang lagi. Lelah, pengap, lambung yang berontak, macet, dan kondisi fisik yang tak bersahabat menjadi satu. Pikiran buruk kembali menyerang dan ternyata benar adanya, ketika bus sudah hampir masuk Kabupaten Malang aku mengalami mabuk perjalanan. Tidak enak sekali rasanya, terlebih ketika bepergian sendiri seperti ini. Ingin menangis saja rasanya. 😭 tapi kubuang jauh keinginan itu, sebab perjalanan yang kutempuh sudah jauh dan akan segera sampai di kota yang kutuju.

Setelah bus sampai di Singosari, aku mengirimkan pesan kepada adik sepupuku untuk menjemput di Terminal Arjosari. Kukira dia sudah langsung berangkat ketika aku mengirimkan pesan. Nyatanya, lima menit sebelum bus masuk terminal dia baru berangkat dan parahnya posisi dia masih di Tlogomas. 😔 Keparahan ini semakin berlanjut selama perjalanan menuju tempat penginapan, ketika adik sepupuku sudah menjemput (meskipun sangat lama aku menunggu). Cukuplah, tak perlu panjang-panjang kuceritakan, nanti bisa jadi emosi yang berkepanjangan. Intinya aku hanya ingin istirahat malam itu.

....

Keesokan paginya, kubuka mata tepat ketika azan Subuh berkumandang. Maafkan hamba melewatkan sepertiga malam-Mu begitu saja, Ya Rabb. 🙏🏻 Kemudian kulangkahkan kaki untuk mandi, wudhu, salat, dan menyenandungkan ayat-ayat suci di tengah udara dingin yang seakan menusuk sampai ke tulang. Memohon perlindungan dan kemudahan diri dalam menghadapi segala aktivitas hari ini. Kauberjanji akan menjemputku pukul 07.45, untuk itulah ketika jam sudah menujukkan pukul 06.45 aku mulai mempersiapkan diri. Pukul 07.10 aku sudah siap berangkat, tapi ada satu hal yang terlupa. Ucapan selamat yang akan kusampaikan padamu belum sempat kutuliskan. Akhirnya, di sisa waktu yang ada kumanfaatkan untuk mencorat-coret lembar pertama buku kecil yang mungkin sudah kausimpan kini. Semoga tidak terganggu pandanganmu ketika membaca tulisan jelekku itu. 😅🙏🏻

Tepat pukul 07.45 kausampai di depan penginapanku. Dengan hati yang berbunga-bunga dan entah mengapa jantung berdebar tak karuan (semacam ikut nervous menjelang ujian, padahal bukan aku yang ujian 😅) , aku pun menuruni tangga dan menemuimu di depan. Pertama kali kulihat, nyes. Teduh sekali pandanganmu, dan kacamata itu.. Entah mengapa selalu membuat jatuh cinta. Lalu, kita pun berangkat menuju kampusmu setelah sebelumnya kita sarapan dulu di sebuah warung soto lamongan.

Tik tok tik tok. Detik berlalu begitu cepat. Mahasiswa pertama yang ujian tampaknya membuatmu agak resah. Dari balik pintu kausaksikan bagaimana mahasiswa itu mempertahankan tugas akhirnya di depan penguji. Gurat keresahan, kegundahan, dan agak gugup tampak menghiasi wajah teduhmu. Itulah mengapa diam-diam kuambil fotomu dan kukirimkan via whatsapp kepadamu. Alhamdulillah, aku senang bisa melihatmu tersenyum menerima foto itu. 😊 Semoga sedikit mengurangi gundahmu saat itu ya, Mas. 😊🤗

Lewat sepuluh menit dari waktu ujian yang sebenarnya, kau pun masuk ke dalam ruangan. Mempertanggungjawabkan tugas akhirmu di depan penguji. Sesekali kulihat dirimu dari balik pintu kaca. Bismillah, beri Mas kelancaran, Ya Rabb. Kalimat itu yang tak henti meluncur dari bibirku. Tapi lama-kelamaan rasanya tidak tega bila harus menyaksikanmu berdebat dengan para penguji. Akhirnya kuputuskan untuk duduk diam di bangku panjang tak jauh dari ruang ujianmu. Sambil terus merapal doa untuk kelancaran ujian tesismu.

Tepat pukul sebelas, perjuanganmu mempertanggungjawabkan tugas akhir pun selesai. Ekspresi lega sangat terlihat di wajahmu saat itu. Betapa aku ikut senang dan bahagia melihatnya. Lalu, kita pun menuju ke depan gedung dan mengambil beberapa foto di sana. Kita sangat terbantu oleh salah satu temanmu yang dengan ikhlas menjadi fotografer untuk kita. Alhamdulillah.

Usai berfoto dan menurunkan irama degup jantung, kita pun pulang. Salat Zuhur kemudian keluar lagi untuk makan siang dan langsung menuju toko buku Toga Mas. Ah, rasanya banyak sekali momen yang terjadi hari ini. Masih hangat dalam memori dan InsyaAllah akan terus demikian hingga nanti.

Kuucapkan selamat 
Atas pencapaianmu sampai di titik ini
Atas gelar baru yang kini tersemat di akhir namamu
Atas segala tanggung jawab yang mampu kauselesaikan dengan tepat

Terima kasih telah berjuang dengan gigih
Ikhlas berusaha tanpa pamrih
Terus belajar tanpa letih
Adik bangga memiliki calon suami sepertimu, Mas. Terima kasih 🤗🤗

-UR-
Malang, 10 Juli 2018

Tidak ada komentar:

Posting Komentar