Selamat datang di blogku ^_^

Senin, 18 Juni 2018

Menjemput Rindu

Part 1
Malang, 11 Juni 2018

Ada yang menggebu dalam kalbu, ketika sepasang langkah membawaku menjemput rindu. Ke timur aku menuju. Ya, hari itu aku akan mengunjungi kota yang selalu mengundang rindu, kota yang juga menjadi pilihanmu dalam studi dan mengamalkan ilmu.

Sekira pukul enam, aku sudah siap untuk berangkat dan tak lupa barang bawaanku. Ransel coklat besar yang di dalamnya berisi berbagai macam barang dan pernak-pernik (harap maklum ya.. Perempuan. Suka rempong kalau ke mana-mana 😂). Pukul 06.25 aku sudah berada di dalam bus yang akan segera membawaku untuk menemuimu. Aku mengambil tempat di bangku belakang samping pintu. Semilir angin pagi yang masih sejuk seakan membuai diri untuk melayang ke alam mimpi. Tapi entah mengapa meskipun ngantuk menggelayuti, sepasang mataku belum mampu untuk memejam. Akhirnya, kunikmati sepanjang jalan yang Alhamdulillah begitu lancar tanpa macet dan panas. 

Pukul 08.00 bus sudah masuk Surabaya, tepat di Romokalisari kulihat sudah ada bus jurusan Malang yang menunggu di sana. Aku pun langsung memutuskan untuk turun dan menuju bus tersebut. Tak berapa lama kemudian bus beranjak menuju ke Malang. Di bus kedua ini, akhirnya aku pun tidur dengan nyenyak. Eh, tanpa terasa ketika membuka mata bus sudah masuk Kabupaten Malang, tepatnya sampai di Lawang. Cepat sekali rasanya MasyaAllah. Mungkin gara-gara tidak macet sama sekali. Akhirnya aku pun cepat-cepat mengeluarkan hp bermaksud untuk memberikan kabar kepadamu bahwa sudah masuk daerah Malang. Ternyata, pesanmu sudah masuk terlebih dahulu dan menanyakan aku sudah sampai mana. Sehati sekali ya? 🙈 Dalam hitungan menit, aku akan segera menemuimu. Tak sabar rasanya untuk secepatnya sampai di Terminal Arjosari. 

Ketika bus sudah memasuki Singosari, aku kembali mencoba mengontak dirimu via whatsapp. Kukirim pesan singkat untuk memintamu menjemputku di terminal. Satu menit, dua menit, tiga menit berlalu. Belum ada balasan darimu. Bahkan pesanku belum dibaca olehmu. Kukirim lagi beberapa pesan kepadamu. Masih sama. Belum juga ada balasan darimu. Bimbang, galau, cemas, dan panik pastinya. "Jangan-jangan Mas lagi sibuk?", "Jangan-jangan Mas nggak bisa jemput aku?", "Nanti aku naik apa?", pikiran-pikiran itu yang terus-terusan mengiang dalam otakku. Tanpa basa-basi langsung kudial nomor Mas, tapi hanya nada memanggil yang terdengar. Tanpa jawaban. Empat kali aku menelepon dan tak ada jawaban. Akhirnya aku pun pasrah, urusan nantilah mau naik apa. Yang penting sampai di Terminal dulu. Tapi, beberapa menit kemudian ponselku berdering. Betapa aku tak bisa mengungkapkan rasa bahagia ketika yang terpampang di layar adalah namamu. Langsung cepat-cepat kuangkat telepon darimu dan kukatakan bahwa sudah hampir sampai di Arjosari. Akhirnya dirimu memintaku untuk turun di Taspen, sebelum terminal. 

Ketika sudah dekat Taspen, aku bersiap-siap untuk turun. Tak lupa kuteliti barang-barangku sebelum turun agar tidak ada yang tertinggal. Akhirnya, aku pun turun dan menunggumu di depan Taspen. Dengan degup jantung yang entah mengapa berpacu lebih cepat dan rasa ingin bertemu yang semakin kuat, kucoba untuk tetap tenang dan sabar menunggumu di sana. Beberapa menit kemudian, kulihat Mas menepi beberapa meter di samping kananku. Aku menduga pasti Mas tidak menyadari bahwa aku sudah berdiri di sana. Aku pun akhirnya mendekati Mas dan memulai sapa. Senyum itu, wajah itu, kerinduan itu, akhirnya saling bertemu. Syahdu.

Di antara sejuk mentari di Kota Sejuta Rindu
Di antara bising roda yang bergesekan saling melaju
Kutemukan lagi senyum yang begitu indah menghias wajahmu
Membawa penawar rindu yang bergejolak dalam kalbuku
Di sepasang mataku kusimpan dirimu kala itu, betapa syahdu

Bersambung...

-UR-

#latepost #perihalrindu #pertemuan 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar