Selamat datang di blogku ^_^

Kamis, 06 Oktober 2016

Surat Penjang Tentang Jarak Kita yang Jutaan Tahun Cahaya (Epilog)

Ada surat panjang yang terlambat sampai.
Tanpa nama pengirim, dan hampir basah oleh tempias hujan.
*
Sejak kecil kita berdua merasa diri kita adalah alien-alien yang tersesat ke Bumi.

Pria itu sudah melupakan seorang teman masa kecilnya saat sebundel amplop itu sampai di beranda rumah.

Kalau perlu kau tahu, aku hanya punya satu macam mimpi. Aku ingin tinggal di rumah sederhana dengan satu orang yang benar-benar tepat. Bila memang aku harus mencurahkan seluruh perhatianku, kepada satu orang itulah hal itu akan kulakukan.



Ia bahkan sudah melupakan mimpi-mimpi masa kecil mereka.

Berpuluh-puluh tahun lamanya, bahkan sejak kali pertama bertemu, aku telah memilihmu dalam setiap doaku. Sesuatu yang tak pernah kauketahui bahkan hingga hari ini. Dan bila kau suruh aku pergi begitu saja, di usiaku yang lebih dari empat puluh ini, aku mungkin telah terlambat untuk mencari penggantimu.

Dan ia tak tahu teman masa kecilnya itu masih mencintainya.
*
Surat-surat itu menarik pria itu ke masa lalu.
Hingga ia tahu, semuanya sudah terlambat.

By. Dewi Kharisma Michellia

Sebuah novel yang cukup menguras air mata pembaca. Diawali dengan kisah tokoh "aku" yang menemukan tumpukan surat dan sukses membawanya terbang di beberapa puluh tahun yang lalu. Setumpuk surat yang mengingatkan dia akan tokoh "kamu" yang pernah menjadi bagian dalam kehidupannya.

Penyesalan dan kenangan, dua hal yang banyak diulas dalam novel ini. Bagaimana "galau"nya tokoh "aku" ketika mengetahui bahwa tokoh "kamu" menikah dengan orang lain di hadapannya, memunculkan rasa terssendiri bagi pembaca. Larut, hanyut, dan tanpa terasa turut merasakan kesedihan, kepiluan, dan ke"galau"an tokoh "aku" tersebut.

Bagi saya yang "pernah" menjadi pelaku LDR, novel ini seolah menggambarkan bagaimana rasanya menjalani hubungan jarak jauh. Cemas kalau tak ada kabar, sedih ketika bertengkar, kadang hanya bisa menangis ketika merasakan kerinduan, tapi kau tahu? Ada kebahagiaan dalam setiap pertemuan, begitu banyak arti dalam setiap senyuman, dan kau tahu? Dari LDR kau akan tahu bagaimana berharganya sebuah pesan. Ah... LDR. Ya, begitulah rasanya. Nano-nano. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar