Tanpa terasa, sudah
hampir empat tahun aku melewati menit demi menit dalam hidupku di kota yang
dalam mindset sebagian orang adalah
kota yang “dingin”. Tanpa terasa juga, sudah banyak detik-detik yang kulewati
bersama “mereka”, orang-orang hebat yang selalu ada di sampingku, memberikan supportnya untuk terus maju, dan
membuatku banyak belajar dari pribadi masing-masing. Aku sadar mereka juga
manusia biasa yang sama sepertiku, yang tentunya memiliki kelebihan dan
kekurangan. Namun dari hal itulah kami mencoba untuk melangkah bersama, saling
melengkapi, mendukung satu sama lain, dan mengikrarkan sebuah janji yang kita
namakan dengan “persahabatan”.
Merekalah
orang-orang tangguh itu. Dari mereka aku belajar banyak hal bahwa “selama kau mampu berdiri dengan kakimu
sendiri, jangan terlalu menggantungkan hidupmu kepada orang lain. Karena kamu
adalah dirimu, bukan orang lain!”.
Wiwit Istighfarini
Wiwit, Ririn. Panggilan
dia di kalangan teman-teman. Namun biasanya aku memanggilnya Mbak Wiwit. Mengapa
demikian? Karena memang dia sosok yang bisa bersikap lebih dewasa dari aku. Dia
sosok yang kuat, tangguh, dan mandiri. “She’s
really a wonder woman”. Banyak yang harus aku pelajari darinya. Keuletan,
kesabaran, dan keteguhannya dalam melakukan suatu hal patut diacungi empat
jempol. Tapi meskipun demikian gaya ceplas-ceplos dan guyonannya selalu meramaikan suasana. Dia juga sosok yang jahil
(banget!) yang dipenuhi dengan ide-ide kreatif. Selalu ada cara untuk “mengerjai”
teman. :p
Sama-sama
terlahir sebagai anak tunggal. Manja, egois, mungkin masih sering ditemukan di
diri kita. Namun sedikit demi sedikit kita mencoba menghilangkan hal tersebut.
Belajar di setiap kesempatan yang ada. Satu hal yang masih belum bisa aku tiru
darinya adalah kemandiriannya yang luar biasa. Dalam pemikiran banyak orang
menjadi anak tunggal adalah sesuatu yang “enak”, segala keinginan pasti
dikabulkan, terjamin, dan hal-hal “enak” lainnya. Tapi jika hanya mengandalkan
hal tersebut, kehidupan tidak akan berputar. Mbak Wiwit adalah sosok yang
mengentahkan itu semua. Dia mengajarkan padaku menjadi anak tunggal tidak untuk
dilewati dengan selalu bergantung dan dipenuhi dengan sesuatu yang “enak”. Kita
juga perlu bergerak untuk menjalani roda kehidupan yang terus berputar.
Bagiku, sosok
ini memiliki jiwa yang dipenuhi dengan “kejutan”. Dia sering melakukan suatu
hal secara diam-diam dan mengejutkan kita. Seperti beberapa hari yang lalu. Dia
menghubungiku dan menanyakan apa ada beberapa foto kita. Aku tidak tahu apa
yang akan dia lakukan, kukira dia hanya mencari foto untuk koleksi saja, tetapi
baru kemarin aku tahu apa tujuannya. Dia memberikan lukisan wajah kita
masing-masing dengan background yang
kita suka. Dia memang benar-benar dipenuhi kejutan.
Dia suka berpetualang, berkelana di tempat-tempat wisata, menikmati setiap kunjungan yang dilakukan. Dia sosok yang supel, bersahabat, hangat kepada siapapun. Tapi, hati-hati dia orangnya moody. Jika suasana hati tidak mendukung, jangan dekat-dekat! Dia bisa lebih galak dari lima kucing kelaparan yang berebut satu makanan. :D *piss* Jauhkan ponsel dari hadapannya jika sedang “mengamuk”, karena akan berakibat fatal pada ponsel tersebut. Ya, ponsel tersebut bisa mendarat dengan tidak aman di lantai. :D Walaupun pada akhirnya menyesal juga. :D :D :D Meskipun demikian, banyak hal positif yang bisa aku pelajari dari sosok Mbak Wiwit. Sangat banyak. Bahkan bila kusebutkan tak akan mampu lagi menghitungnya (alay!). :D
Moh. Arief Rohman
Hakim
Arief. Di
kalangan teman-teman dia biasa dipanggil Kapten, Ya, memang dia pantas mendapat
panggilan tersebut. Rasa tanggung jawab dan jiwa pemimpin ada pada dirinya,
meskipun mungkin tidak terlihat kalau hanya dilihat dari luar. “But, don’t look something by the cover”. Kenapa aku bisa berucap
demikian? Karena memang dia orang yang suka bercanda, cengengesan, agak-agak slenge’an juga, jahil (setengah mati
jahilnya! :p), tapi meskipun demikian dia tetap keren di mata teman-teman.
Bagiku sendiri, dia
adalah sosok seorang kakak, seorang yang selalu ada saat aku membutuhkan,
seorang yang mampu membuat nyaman siapapun yang berada di dekatnya. Aku memang
seorang anak tunggal yang sama sekali tidak pernah merasakan memiliki seorang
kakak (ya iyalah!), tapi dari dia aku tau bagaimana memiliki seorang kakak
laki-laki (pastinya!). Bagaimana saat dia menjaga, melindungi, bagaimana dia
yang selalu berusaha untuk menciptakan suasana nyaman. Benar-benar sosok kakak
yang sempurna. Itu sebabnya, aku memanggilnya “Kakak”. J
Bukan hanya itu,
dia juga mampu menghibur dengan cara yang “gila”. Iya gila! Ini sesuai dengan
pengalaman yang sudah aku alami sendiri. Aku akan mengaku bahwa aku adalah
salah satu orang yang “menghindari” hujan. Bukan karena takut atau ngeri,
tetapi memang keadaanlah yang menghendaki demikian. Ketika aku sedang ada ‘masalah’
dan kebetulan aku sedang keluar bersamanya dalam suasana hujan, dia adalah
satu-satunya orang yang tanpa ragu mengajak berjalan di tengah derasnya hujan,
hanya untuk memberitahukan bahwa “Begini
cara menikmati hujan”. Dia rela melakukan hal “gila” hanya untuk mengukir
senyum di bibir orang yang ‘bermasalah’ tersebut. :D
Dia orang yang suka berpetualang. Mendaki gunung adalah salah satu hobinya. Berjalan di tengah hujan, berkhayal, berimajinasi, bermain dengan kata-kata adalah hal yang tidak bisa dijauhkan darinya. Tekadnya yang kuat, optimisme yang dia miliki, dan sikap positif yang ada padanya, adalah beberapa hal yang aku pelajari darinya, dan tentu saja banyak hal baik lain yang perlu aku pelajari darinya.
Bagas Hari Pratama
Bagas. Dia biasa dipanggil
demikian. Begitu juga dengan aku. Sosok yang katanya tidak tampan, tidak romantis,
tetapi hanya satu “ngangenin!”.
Benarkah demikian? Hahaha… mungkin memang benar, tapi yang dikangenkan dari
sosok ini apa ya? Baik? Iya, dia memang baik, tapi rasanya kebaikan bukan suatu
hal yang istimewa. Setiap orang pasti memiliki kebaikan masing-masing. Penuh
kejutan? Tidak juga, tapi kadang-kadang iya. Perhatian? Mungkin… tapi tidak juga.
Baiklah, hal yang dapat dikangenkan dari dia adalah sifatnya yang humoris,
santai, dan easy going. Dia adalah
orang yang jarang sekali tersinggung dengan apa yang diucapkan kepadanya,
walaupun itu kata-kata “menyakitkan” sekalipun.
Dia adalah sosok yang
gampang menggalau, yang paling sering sih dalam hal percintaan. Dia paling jago
dalam menciptakan kata-kata sendu seputar cinta dan percintaan. Namun meski
demikian, dia adalah sosok yang bisa menjaga dan melindungi orang yang ada di
dekatnya. Siapapun yang berada di dekatnya, tidak akan merasa takut dan
terancam. Ya, walaupun kadang kejahilan menyusupi di tengahnya.
Ya, dia adalah
sosok yang kejahilannya melebihi batas kemanusiaan. Aku takut gelap dan
sendirian. Pernah ketika kita pergi ke Paralayang – sebuah tempat yang bisa
membuatmu menikmati permadani malam yang dipenuhi bintang-bintang – pada jam 9
malam dan kebetulan aku dibonceng olehnya. Jalan menuju Paralayang memang
menanjak dan pada saat sampai di jalan yang sangat menanjak, dia berpura-pura
motornya tidak kuat naik dan menyuruhku untuk turun. Aku dengan “bodohnya”
menuruti permintaannya tersebut dan apa yang dia lakukan? Dia dengan enjoynya meninggalkan aku yang berjalan
dengan rasa takut luar biasa di tengah kegelapan, sedangkan teman-temanku sudah
berada di atas semua. Sesampainya aku di atas dia malah tertawa cekikikan
seperti anak kecil yang baru mendapatkan hadiah yang sangat diinginkannya.
Kurang ajar bukan?
Meskipun demikian, dia tetap sosok yang luar biasa bagiku. Dia sosok yang bertanggung jawab, mau belajar dalam hal apapun, dan baik kepada siapapun. Dia mengajarkanku bahwa “Semua ada kelebihan dan kekurangan. Kita sendiri yang bisa menyeimbangkan kelebihan dan kekurangan tersebut.”
Ulfa Rosyidah
Inilah aku. Inilah diriku. Ulfa, Uul, kalian bisa memanggilku demikian. Aku adalah seorang yang manja, kadang egois, dan selalu ingin suatu hal yang perfect. Aku memang bukan seorang yang sempurna, tetapi dengan ketidaksempurnaan yang aku miliki, aku berusaha untuk menjadi seorang yang mampu memberikan manfaat untuk banyak orang. Aku suka berorganisasi, berpetualang di alam, mengenal banyak orang, dan aku suka hidup di antara buku-buku.
Aku orang yang moody. Jika suasana hati sedang mendukung, aku bisa kemana pun dengan siapapun. Namun jika suasana hati tidak mendukung, aku tidak lebih dari seekor tupai yang hanya memilih tinggal di satu pohon tanpa beranjak kemana pun. Ya, aku lebih memilih berdiam diri di kamar, duduk diam di depan laptop, dan mendengarkan musik, atau menonton anime kesukaanku “Detective Conan”.
Aku suka dengan semua hal yang berhubungan dengan doraemon. Kucing biru imut ini yang menemaniku saat sendiri. Bukan karena aku tidak memiliki teman, tetapi kucing imut ini yang biasa menemani saat suasana hatiku berantakan. :D Aku sering “khilaf” dengan benda yang bergambar, bermotif, atau berbentuk doraemon. Ketika sedang jalan-jalan bersama teman, kadang aku tergiur saat melihat doraemon dan akhirnya membeli benda tersebut. Jika tidak seperti itu, aku pasti akan sulit tidur akhirnya. :D
Aku bukan seorang yang rajin, aku mengerjakan segala sesuatu sesuai dengan suasana hati. Tetapi jika sebuah pekerjaan sudah menjadi kewajiban, aku akan berusaha sekuat tenaga untuk mengerjakannya. Keuletan, ketekunan, optimisme, tanggung jawab, aku belajar dari “mereka” dan berusaha untuk benar-benar bisa mengaplikasikan hal tersebut dalam hidupku. Dalam pandangan beberapa orang, mungkin aku adalah orang yang suka berbicara. Ya, aku memang suka berinteraksi dengan orang lain. Tetapi saat sedang asyik bercengkerama, jangan sekali-kali memberi aku buah yang bernama “rambutan”, ingat itu! Bukan aku takut, tetapi memang ada alasan mengapa aku sangat menghindari buah ini.
Banyak hal yang telah kita lewati selama hampir empat tahun ini. Banyak perjalanan yang kita arungi dan kegilaan-kegilaan yang kita lakukan. Semoga akan ada lagi momen-momen yang kita lewati esok dan seterusnya. Sampai kapanpun.
Kita tidak butuh suatu
kemewahan untuk dilakukan. Berjalan berdampingan dan saling menguatkan adalah
sebuah kado yang tak ternilai. Melewati setiap episode dalam bingkai
persaudaraan.
01:07 WIB
19 Desember 2015
Semanis Dorayaki,
Semanis Perjalanan yang Terarungi
Ulang tahun Ulfa (harusnya 13 Juni 2015) |
Ulang Tahun Wiwit, 19 Desember 2014 |
Ulang tahun Arief, 3 November 2015 |
Lawang Sewu, 8 November 2014 |
Simpang Lima Semarang, 7 November 2014 |
Menuju Taman Safari, 28 Desember 2014 |
Bersama Om Topan, Pelawak. |
Coban Rondo, 8 Desember 2014 |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar