Selamat datang di blogku ^_^

Sabtu, 19 Mei 2018

Tentang Kita dan Kisah yang Terngiang dalam Kalbu

Sampai saat ini, terhitung lebih dari seribu jam aku mengenalmu. Membersamai dalam bentangan jarak yang senantiasa mengukir rindu. Membingkai percakapan-percakapan seru yang terlontar hampir setiap minggu. Meski begitu, kesyukuranku tertemukan denganmu adalah sesuatu yang tiada henti kudengungkan dalam doaku. Betapa campur tangan-Nya begitu agung sehingga dua insan yang tiada saling jua pun bisa saling menuju. Dalam koridor cinta-Nya yang tengah diperjuangkan atas segala restu.
.



Mengenalmu, mungkin belum banyak yang kutahu. Namun perlahan kucoba menyelami dan memahami bagaimana dirimu. Berusaha mengerti kebiasaan yang kausuka. Memahami waktu-waktu ketika dirimu ingin menyendiri dalam kesibukan. Belajar berbagai hal untuk dapat mengimbangimu dalam segala situasi dan kondisi. Bukan hanya berdiam diri atau hanya menggeleng tak mengerti. Sikap seperti itu tentu membuatmu bosan, bukan? 
.
Selama mengenalmu dan sampai nanti kita menyejajarkan langkah dalam satu mahligai, aku pun akan tetap belajar dan berusaha. Bukan hanya tentang bagaimana menjadi pendampingmu, tetapi juga bagaimana menyusun keselarasan rasa, keberkaitan langkah, kesinambungan pikiran, dan tentu saja kepaduan arah. Hingga nantinya keharmonisan rumah tangga benar-benar kita resapi dalam hayat. Semakin hari cinta yang ditanam semakin membuncah, bukan malah menghilang dan menguap tak tentu arah.
.
Kuharap dirimu pun demikian adanya. Tiada bosan untuk senantiasa menjadi pembimbingku dalam segala hal. Sebab nantinya, kamulah imam yang bertanggung jawab atasku, menjadi pelindung sekaligus tempatku bersandar, penyejuk hati yang gundah, penghilang amarah yang mungkin saja singgah. Nantinya, dirimu jualah yang akan menjadi pemimpin dan panutan bagi anak-anakku, anak-anak kita. InsyaAllah kamu bisa menjadi seperti itu, Calon Imamku.
.
Mari kita menjadi dua insan yang saling melengkapi dan mau berbenah diri. Bukan bersaing untuk menampilkan keegoisan diri, tetapi saling berdampingan dan tak bosan mengingatkan untuk semakin lebih baik lagi. Memperbaiki apa yang kurang, menambah perkara yang baik sebagai bekal kita nanti. Mungkin di suatu waktu, perseteruan kecil akan menghiasi hari-hari. Namun kuharap, kita selalu memiliki cara untuk menemukan solusi. Mengimbangi dengan guyonan-guyonan kecil yang akan membuat perseteruan itu malu sendiri. InsyaAllah.
.
Pada beberapa kenangan yang terukir indah dalam memori
Tentang perjumpaan dua insan yang berbeda galaksi
Kesyukuran atasnya tiadalah mampu menepi
Sebab tertemukan denganmu bagai sebuah mimpi
Namun nyata dan tiada kebohongan yang menggelayuti
Tulus. Bersahaja. Tanpa basa-basi

Dan lagi
Ketulusanmu dalam mengasihi
Kaubuktikan dengan keseriusanmu dalam mencintai
Selang seminggu usai kausampaikan rasa yang mengusik di hati
Kaudatangi ayah ibuku, meminta restu dengan kesungguhan yang terpatri dalam diri
Dan kembali menggaungkan kesyukuranku kepada Illahi

Jalan yang hendak kita arungi
Mari sinari dengan ilmu-ilmu yang mampu menerangi
Sebagai bekal kita di dunia dan akhirat nanti
Saling membersamai
Menggenggam dengan pasti
Dalam koridor ridho dan cinta Sang Pemilik Hati
.
Ini bukanlah tulisan galau nan sendu, tetapi adalah ungkapan bathin yang terpenuhi rasa syukur atas nikmat yang tiada henti dilimpahkan dari arsy-Nya. Bila bertanya bagaimana rasanya, tentulah lebih bahagia dibandingkan dengan apa-apa yang tak tersandarkan pada-Nya. Fabiayyi ‘alaa i rabbikumaa tukadzibaan.

13.32 WIB
Bojonegoro, 19 Mei 2018

Tidak ada komentar:

Posting Komentar