Selamat datang di blogku ^_^

Sabtu, 19 Mei 2018

Kamu dan Kota Sejuta Rindu#2

Part 2
Malang, 29 April 2018

Ada yang berbeda ketika kubuka kedua belah mata. Udara dingin begitu saja merasuk di antara celah pori-pori kulit yang sudah beberapa waktu tidak akrab dengannya di kota ini. Kota yang semakin hari semakin memupuk rindu, terlebih ada yang dirindu di dalamnya. Perlahan, kuseret langkahku ke kamar mandi, mengambil air wudhu. Bisa dibayangkan bagaimana rasanya air di pagi itu? Dingin. Banget. Namun bagaimana pun, tetap harus kulaksanakan kewajibanku sebagai hamba, memintal doa dan menyenandungkan ayat-ayat-Nya yang begitu menenteramkan jiwa.

Hari ini aku harus kembali meninggalkan Kota Sejuta Rindu untuk pulang ke Bumi Meliwis. Rasanya baru sedetik aku menginjakkan kaki di sini, tetapi detik begitu cepat bergulir. Apakah ini karena rasa bahagia yang menaungi? Bisa jadi. Tidak ada agenda yang kutulis untuk hari ini. Sebab memang agendaku adalah kembali ke Bumi Meliwis. Namun sebelum meninggalkan Kota Sejuta Rindu, aku ingin kembali menikmati suasana Car Free Day di Jalan Ijen. Terlebih, beberapa teman kuliah dulu mengajak bertemu dan sekadar reuni kecil di situ. Tepat pukul enam pagi, aku berangkat dari penginapan. Berjalan kaki. Bernostalgia menjelajahi kota yang sudah memanjakanku dengan baik selama empat tahun masa studi. Dan kini, dia berulah lagi dengan menghadiahiku seseorang yang nantinya akan membersamai. 

Tidak banyak yang kuingini ketika berada di sepanjang Jalan Ijen. Namun, ada satu keinginan yang semoga saja terkabul saat itu. Bertemu denganmu. Padahal aku tahu kamu ada agenda lain di ladang karyamu, tak mungkin juga kauberkeliaran di pagi itu. Tapi ternyata, kaumengabarkan bahwa pagi itu sempat hadir di car free day, tapi memang takdir tak mempertemukan kita. Tak apalah, toh nanti juga kamu yang akan mengantarkanku ke terminal. 

Tepat pukul sembilan, aku kembali ke penginapan. Mempersiapkan barang-barangku untuk kubawa pulang. Tak lupa juga, buku yang kauberikan di petang itu. Saat kita tengah duduk menikmati senja di sebuah tempat yang sejuk, di sana. Sambil tersenyum membayangkan bagaimana ekspresi kita saat bersitatap kemarin. Usai membereskan semua barang-barangku, tetiba ada pesan masuk via whatsapp. Nada yang tak biasa – dan memang khusus – membuatku cepat-cepat membukanya. Ternyata itu adalah ajakanmu untuk mengunjungi suatu tempat sebelum aku kembali ke Bumi Meliwis.

Pukul sebelas, kausudah menunggu di depan penginapan. Aku pun segera menghampirimu. Lalu, kaumemacu laju motormu menuju Alun-alun Kota Malang. Aku baru beberapa kali ke sana. Namun kali ini kunjunganku ke sana terasa berbeda, mungkin karena ada kamu. Eh?

Seperti halnya tempat berkumpul lainnya, siang itu suasana Alun-alun ramai oleh pengunjung. Ada yang bermain-main, sekadar berswafoto, ada yang berkumpul dengan teman-teman, keluarga, dan masih banyak lagi. Momen itu tidak kita sia-siakan. Saling bergantian mengambil foto di spot-spot tertentu, sampai akhirnya kita bisa foto bersama. Berdua. Satu hal yang baru kita lakukan meskipun sudah sejak lama diinginkan. Beruntunglah foto-foto itu menggunakan ponselku. Jadi, jangan macam-macam ya kalau ingin dikirimi foto-foto itu. Ups?

Sampai akhirnya azan Zuhur berkumandang. Kita memutuskan untuk melaksanakan salat Zuhur berjamaah di Masjid Agung samping Alun-alun. Usai salat, kaukembali mengantarkanku ke penginapan sebelum akhirnya mengantarku ke Terminal Arjosari. 

Kembali kita harus membentangkan jarak dan meminang kerinduan dalam dada. Namun terima kasih tak terhingga atas kenangan yang kauselipkan di antara singkat pertemuan dan terbatasnya percakapan. 

Pada senja yang padu kala itu
Pada hari yang tiada abu-abu
Di antara decit roda yang terus melaju
Ingin kutuliskan kesyukuranku di berbagai waktu

Terima kasih kota yang biasa menebar rindu 
kini semakin mengukuhkannya dalam rasaku
Membingkai perjalanan dua anak manusia yang saling menuju
Mengiringi debar-debar pinta dalam doa yang mengalun merdu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar