Selamat datang di blogku ^_^

Jumat, 25 Mei 2018

Media Sosial: Representasi diri

Ramadan#3

Berselancar di dunia maya terkadang membuat kita jatuh pada ingatan-ingatan masa lalu. Terlebih ketika kita menemukan konten-konten yang memang mengajak pembaca untuk bernostalgia. Seperti halnya pembahasan tentang jajanan hits anak zaman dulu, permainan rakyat yang sudah mulai memudar, sampai pada kebiasaan-kebiasaan menggelikan yang sering dilakukan. Diakui atau tidak konten-konten semacam itu terkadang mengundang gelak tawa, gregetan, dan rasa haru dari kita para pembaca.


Hal-hal semacam itu sering dijumpai apalagi ketika membunuh waktu di bulan Ramadan. Selain aktivitas sebagai hamba bertuhan, tanggung jawab dalam segala kegiatan, terkadang berselancar di dunia maya juga menjadi pilihan ketika memang sudah tidak ada hal yang dilakukan, untuk sekadar merefresh otak dan menambah beberapa pengetahuan. Entah seputar kesehatan, pendidikan, maupun guyonan-guyonan tentang suatu hal. Namun, sebebas apapun kita mampu mengakses media sosial, tetap ada batasan yang jarus diperhatikan.

1. Hindari konten-konten yang bisa mengurangi pahala berpuasa
Media sosial tak ubahnya menjadi ladang bagi sesiapa yang ingin menanam berita, baik berita positif maupun berita negatif. Sering tidak kita sadari bahwa ketika bermedia sosial ada beberapa konten yang berisi informasi seputar kehidupan orang lain. Jika yang diberitakan adalah hal yang positif tentu tidak menjadi persoalan. Hal tersebut akan berbeda lagi ketika yang diberitakan adalah tentang hal yang negatif. Secara tidak langsung kita - sebagai pembaca - ikut hanyut dalam berita tersebut dan secara tidak sadar pahala puasa kita semakin berkurang dan semakin berkurang. Tentu kita tidak ingin demikian, bukan?

2. Batasi waktu bermedia sosial
Dunia maya memang memanjakan bagi penikmatnya. Kerap beberapa di antaranya berlama-lama tinggal di dalamnya. Menghabiskan waktu yang seharusnya dapat digunakan untuk aktivitas lain. Jangan sampai gara-gara bermedia sosial, tanggung jawab kita sebagai manusia terlewati begitu saja dengan percuma. Apalagi kita berada pada bulan yang di dalamnya terdapat begitu banyak rahmat dan pengampunan atas segala dosa yang pernah dilakukan.

3. Bijak dalam bermedia sosial
Era ini, media sosial sudah mampu dibuka dari mana saja dan oleh siapa pun juga. Dari mulai anak-anak hingga orang dewasa bisa mempergunakannya. Untuk itulah, diperlukan sikap yang bijak dalam bermedia sosial, baik itu ketika menuliskan sebuah informasi maupun menanggapi suatu tulisan. Menghindari penggunaan kata-kata kotor, tidak menggunjing orang lain, dan tidak menuliskan sesuatu yang mengundang prasangka buruk dari orang lain, serta tidak midah terpancing oleh postingan-postingan yang merugikan diri.

Marilah kita menjadi insan yang cerdas dalam bermedia sosial. Sebab apa yang kita tulis adalah gambaran dari bagaimana pribadi kita dalam keseharian.

Bojonegoro, 19 Mei 2018 M | 03 Ramadhan 1439 H
#latepost #ramadanchallengeday3

Tidak ada komentar:

Posting Komentar